AIPEI – Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah berangkat menuju Amerika Tengah pagi ini waktu setempat. Dalam perjalanannya mengunjungi negara-negara Amerika Latin yang mengakui otonomi Taipei, dia akan singgah di Amerika Serikat.
Rencana perjalanan ini terang mendapat pengawasan ketat dari China. Pemerintah Negeri Panda kini tengah was-was dengan kemungkinan perempuan pertama yang jadi presiden di Taiwan itu akan memanfaatkannya untuk bertemu dengan Donald Trump.

Diwartakan Outlook India, Sabtu (7/1/2017), Tsai dijadwalkan dinas ke luar negeri selama 9 hari. Dia akan mengunjungi Honduras, Nikaragua, Guatemala dan El Salvador. Politisi kelahiran 31 Agustus 1956 itu dipastikan akan menghadiri pelantikan Presiden Nikaragua pada Selasa 10 Januari dan bertemu dengan tiga kepala negara sekutu lainnya yang disebutkan di atas.

Sementara itu yang menjadi fokus Taiwan, China memiliki sudut pandang berbeda. Beijing mencuigai persinggahan sementara Tsai di Houston akhir pekan ini dan di San Francisco pekan depan dan akan mengawasinya menyusul meningkatnya ketegangan di selat.

Hubungan China dan Taiwan kembali memburuk setelah Trump menjanjikan hubungan diplomatik dalam telfonnya dengan Presiden Tsai. Padahal selama ini, AS selalu mengikuti prinsip ‘Satu China’ dan belum pernah menjalin kerjasama resmi dengan pemerintah pulau yang dianggap pembangkang tersebut.

“Presiden kami hanya transit di sana. Transit ya transit,” kata seorang pejabat Taiwan pekan ini ketika ditanya soal ada tidaknya agenda pertemuan Tsai dan pihak Trump.

Di Washington, Trump sendiri menegaskan dirinya tidak akan menemui pemimpin dunia manapun mendekati hari pelantikannya pada 20 Januari. Ia mengindikasikan hal tersebut karena merasa hal itu tidak etis untuk dilakukan.

(Okz/Sil/Sw)

Posting Komentar

 
Top