Jakarta - Sebelum tahun 2005, wisatawan tidak menjadikan batik sebagai oleh-oleh dari Papua. Kini batik Papua pun jadi cinderamata khas di sana.‎

Jika ada orang yang menitip buah tangan dari Papua, pasti tak jauh dari meminta koteka atau noken. Padahal, banyak cinderamata lain yang tak kalah menarik. Salah satunya batik Papua. 

Batik Papua mulai diperkenalkan oleh Jimmy Affar sejak Oktober 2005. Dari mulai memperkenalkan cara membuat, hingga akhirnya menjualnya sebagai karya seni. 

"Batik Papua ini sebagai kisah yang ditulis di kain," tutur Jimmy kepada detikTravel, Rabu (30/9/2015).


Motif yang diukir mengenai suku atau hewan dan alat musik khas Papua. Lebih humanis, Jimmy tidak menggambar objek yang mengandung kekerasan. Jadi tak ada tombak, perburuan dan sejenisnya. 

"Dari gunung sampai pantai, dibuat motifnya dan dituangkan di batik," kata Jimmy.

Dikerjakan oleh puluhan pengrajin, batik Papua perlahan semakin banyak. Mulai masuk ke toko oleh-oleh, para traveler pun mulai menyadari kehadiran batik Papua. 



"Kini hampir semua orang yang ke Papua biasanya membawa pulang batik Papua untuk oleh-oleh," tuturnya.

Warna yang berani dan ukiran yang bercerita membuat batik ini menarik perhatian para pengunjung. Tak hanya kain, namun dijual juga pakaian seperti kemeja atau blouse.

"Untuk hem, dihargai Rp 450 ribu dan untuk tangan panjang Rp 850 ribu," lanjutnya.



(Dtk/sw)

Posting Komentar

 
Top