Keberadaan kilang minyak di Indonesia cukup memprihatinkan. Selain sudah tua, kilang yang ada tidak mampu memproduksi dan mencukupi kebutuhan minyak rakyat Indonesia. Dengan alasan ini, pemerintah harus mengimpor minyak yang sudah diolah atau BBM.
Puluhan tahun Indonesia tidak membangun kilang baru. Bahkan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasutionmengatakan Indonesia sudah 22 tahun tak bangun kilang baru.
"Kalau industri katakanlah di hulu, sudah berapa tahun kita tidak bangun kilang minyak? Jawabannya 22 tahun. Itu terakhir kita bangun. Ada yang salah pada kebijakannya yang harus dibenahi," ujar Darmin dalam acara Rakernas Koordinator Asosiasi Kadin Indonesia diJakarta, Rabu (16/9).
Membangun kilang membutuhkan investasi yang sangat besar. Banyak pertimbangan yang harus dihitung sebelum membangun. Vice President for Corporate Communication PT Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan, salah satu pertimbangan membangun kilang adalah supply minyak yang nanti mengisi. Jangan sampai kilang yang dibuat kosong dan merugikan.
"Investasinya mahal bisa mencapai USD 15 miliar satu kilang. Kita harus pertimbangkan pasokan," ucap Wianda ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Selasa (22/9).
Wianda menyebut, pertimbangan pertama membangun kilang adalah efisien. Ini harus dihitung dua arah antara produsen dan pemilik lokasi sumur atau kilang.
Kita harus memastikan kita bisa dapat supply aman selama 25 atau 30 tahun ke depan," katanya.
Namun demikian, sebenarnya banyak pihak yang menawarkan pembangunan kilang di Indonesia. Tapi batal.

[Mdk/idr]

Posting Komentar

 
Top