Dam Duriangkang terancam. Pasalnya eceng gondok menutupi hampir semua permukaan Dam Duriangkang. Berkurangnya debit air, selain karena musim kemarau beberapa waktu lalu, juga karena banyaknya eceng gondok yang banyak menyerap air. 


Dam Duriangkang juga mengalami pendangkalan. Kondisi ini diperparah dengan masih banyaknya keramba ikan yang luput dari penertiban.
“Belum sampai ke sini bang. Tak mungkin dua orang kami yang melakukan pembersihan,” kata seorang sekuriti yang namanya enggan dikorankan, kemarin (12/8).

Ia mengakui pertumbuhan eceng gondok sejak tahun lalu. Tetapi pertumbuhannya tidak seperti sekarang. “Dulu tidak sebanyak ini. Sekarang hampir semua air tertutupi,” katanya.

Direktur Humas dan Promosi BP Batam Purnomo Andiantono,  tidak menampiknya. “Itu sudah berkurang, kita terus bekerja kok untuk mengangkat eceng gondok. Kalau keramba kita intens untuk membersihkan, tetapi memang belum semua,” katanya.

Menurut Andi, BP Batam akan konsentrasi untuk menjaga kelestarian catchment area atau daerah resapan air. Termasuk akan melakukan pengerukan di semua dam. Pemasangan
sediment trap di filet waduk yang berfungsi untuk meminimalisir sedimen ke waduk yang mengakibatkan pendangkalan juga akan segera dipasang.


BP Batam berencana melakukan pengerukan 2016 mendatang. Dimulai dengan pengerukan dam Seiharapan yang dinilai paling dangkal.

“Kita memang harus akui bahwa semua dam sudah dangkal. Kita akan melakukan pengerukan tapi bukan tahun ini,” kata Andi.
Andi mengatakan untuk melakukan pengerukan maka harus melalui proses. 

Harus melalui lelang, dan anggarannya harus diusulkan ke pusat. Prosesnya pun tidak bisa kilat dan butuh beberapa bulan.
“Tak mungkin langsung kita keruk tanpa ada prosesnya. 

Jadi temuan hukum nanti. Pengerukan pertama di Seiharapan, itu sudah sangat dangkal. Baru kemudian nanti dam yang lain, mungkin dam Nongsa,” katanya.

Direktur Pengelolaan Air dan Limbah BP Batam Tato Wahyu juga mengakui bahwa pengerukan dam menjadi program BP Batam. Dam yang umurnya sudah di ujung tanduk akan diprioritaskan. 

Seperti Seiharapan dan dam Nongsa yang diperkirakan hanya bertahan dua bulan lagi. Khusus untuk dam Duriangkang, sebagai dam paling besar di Batam akan tetap mendapatkan perawatan dan pemeliharaan serius. 

Ia optimis daerah resapan air di dam tersebut akan dipertahankan dan dirawat. Ia meminta tim terpadu untuk menertibkan semua tanaman milik warga.

“Kita harus memelihara catchment area. Ini kita seriusi. Semua dam juga harus bersih dari pencemaran,” katanya.
Saat ini belum semua eceng gondok bisa dibersihkan karena pembersihannya saat ini masih manual, belum menggunakan alat berat. Tetapi ia yakin tahun depan, kemungkinan sudah bisa teratasi. 
(Batampos/ian/sw)

Posting Komentar

 
Top