MEDAN – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai ancaman terjadinya pemutusan hubungan kerja atau PHK di Sumatera Utara lebih besar karena di tengah penguatan dolar AS terhadap Rupiah, juga sedang terjadi penurunan volume dan harga ekspor.

Ancaman PHK diprediksi lebih banyak terjadi di daerah penghasil komoditas seperti Sumut (Sumatera Utara), karena harga dan permintaan ekspor komoditas sedang anjlok,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Parlindungan Purba.

Ancaman PHK semakin sangat memungkinkan karena selain nilai dolar AS menguat, volume dan harga ekspor yang masih melemah, daya beli di dalam negeri juga menurun.

“Dewasa ini di Sumut sedang terjadi gangguan besar pada kinerja perusahaan khususnya yang bergerak di bidang sawit dan karet dan itu sangat mengancam terjadi PHK,” katanya.

Untuk menghindari PHK, pria yang juga anggota DPD RI utusan Sumut itu mengatakan pemerintah perlu segera bisa mengendalikan nilai tukar Rupiah atas dolar AS.

Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Setia Dharma Sebayang menyebutkan, permintaan dan harga jual CPO (crude palm oil) atau minyak sawit mentah yang melemah telah membuat kinerja perusahaan terganggu.

“Nilai dolar AS yang menguat belum membantu gangguan pendapatan dari volume dan harga ekspor CPO yang terganggu,” katanya.

(Okz/mbs)

Posting Komentar

 
Top