JAKARTA – Ada sejumlah negara yang bangkit
dengan cepat usai diterjang krisis keuangan global. Tetapi, beberapa
negara yang lainnya sebaliknya, yakni makin terpuruk.
Kepala Ekonom World Bank Kaushik Basu mengatakan, pemulihan terhenti
di beberapa negara yang berpenghasilan tinggi dan bahkan beberapa negara
berpenghasilan menengah. Hal ini mungkin merupakan gejala dari kelesuan
struktural yang lebih dalam.
"Yang penting adalah negara-negara untuk mengantar reformasi fiskal dan struktural, yang dapat meningkatkan jangka panjang pertumbuhan dan pembangunan yang inklusif," ujar Kaushik, dilansir dari laman Business Insider, Jumat (19/6/2015).
Berikut ini, 10 negara dengan tingkat perekonomian paling lambat yang diproyeksikan pertumbuhan tahunan mulai dari 2014 hingga 2017 berdasarkan perkiraan dari Prospek Ekonomi Global Bank Dunia.
1. Ukraina
Perekonomian Ukraina tertekan selama krisis keuangan, walau akhirnya menguat pada 2010. Tapi rontok kembali usai Rusia mencaplok Krimea. PDB negara ini turun 6,8 persen pada 2014.
Lambatnya perekonomian di Ukraina juga terjadi adanya korupsi politik dan reformasi yang tidak efisien terus menahan negara bergerak maju. Adapun laju GDP Ukraina tahun ini, mengalami penurunan 7,50 persen.
2. Venezuela
Perekonomian Venezuela sangat bergantung pada minyak, menyumbang sekira 96 persen dari pendapatan ekspor atau sekira 12 persen dari PDB. Karenanya, anjloknya harga minyak menjadi pukulan telak bagi Venezuela. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi negara ini turun hingga 5,10 persen.
Selain itu, belanja pemerintah, kenaikan upah minimum, dan peningkatan akses kredit domestik menciptakan peningkatan konsumsi yang dikombinasikan dengan masalah pasokan yang menyebabkan inflasi yang lebih tinggi sekira 20 persen pada 2012 dan meningkat menjadi lebih dari 56 persen pada 2013 serta 60 persen pada 2014.
3. Libya
Tidak berbeda jauh dari Venezuela, negara ini juga mengandalkan pemasukan dari sektor energi atau minyak. Namun, pemerintah Libya gagal untuk menginvestasikan pendapatan dengan cara yang dikembangkan ekonomi. Padahal, perekonomian Libya telah sangat stabil sejak revolusi 2011.
PDB Libya jatuh pada 2014, turun sebesar 24 persen, setelah gangguan protes besar di pelabuhan minyak Libya dan di seluruh negeri. Tahun ini, pertumbuhan Libya diperkirakan hanya tumbuh 0,50 persen.
4. Republik Belarusia
Perekonomian di Belarusia sangat tereintegrasi dengan Rusia, sehingga ketika ekonomi Rusia mengalami pelemahan pada 2014. Belarusia tampaknya ingin memperbaiki hubungan dengan Eropa tanpa berpaling dari Rusia. Pertumbuhan Belarusia tahun ini diperkirakan mengalami penurunan 3,50 persen.
5. Saint Lucia
Sektor ekonomi yang bersumber dari pariwisata di Saint Lucia tidak pernah sepenuhnya pulih, setelah sektor pariwisata melambat drastis menyusul krisis keuangan. Bahkan, sejumlah penerbangan dipangkas di sana. Ketergantungan Saint Lucia pada pariwisata membuatnya rentan terhadap musiman ketika ekonomi global melambat. Akibatnya, tahun ini ekonomi Kepulauan St Lucia diperkirakan melambat 0,60 persen.
6. Rusia
Perekonomiam Rusia sangat tergantung pada energi, sehingga negara ini harus berjuang karena harga minyak turun pada 2014. Meskipun Moskow telah memangkas anggaran untuk mengimbangi pelemahan harga minyak, namun banyak ekonom percaya Rusia masih bermasalah.
Hal ini lantaran intervensi negara-negara barat di sektor swasta melukai negara. Oleh karena itu, tahun ini laju ekonomi Rusia diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar 2,70 persen.
7. Serbia
Reformasi struktural yang telah tertunda sejak krisis keuangan global membuat pengangguran tersebut menjadi tinggi dan pendapatan stagnan. Selain itu, Serbia masih menghadapi tantangan jangka panjang, seperti pelambatan ekonomi, tingginya tingkat korupsi, populasi yang menua, dan sistem peradilan yang tidak efisien. Dengan masih tingginya permasalahan tersebut, diperkirakan tahun ini ekonomi Serbia turun 0,50 persen.
8. Brasil
Pemerintah Brasil telah berusaha untuk memompa pertumbuhan ekonomi melalui pemotongan pajak untuk industri dan insentif guna menjalankan konsumsi rumah tangga selama beberapa tahun terakhir. Dari semua permasalahan itu, Piala Dunia 2014 merupakan beban besar pada perekonomian. Tahun ini, ekonomi Brasil diperkirakan turun 1,30 persen.
9. Kroasia
Perekonomian di Kroasia tidak pernah sepenuhnya pulih setelah 2008. Pertumbuhan ekonominya sudah terkoreksi sekira 0,4 persen pada 2014. Negara ini memiliki tingkat pengangguran yang cukup tinggi, dan pembangunan yang tidak merata. Hal ini diperparah dengan terus berkurangnya investasi asing.
10. Yaman
Negara yang sedang berada di tengah-tengah perang saudara ini terus menghadapi tantangan jangka panjang yang sulit, termasuk penurunan sumber daya air, pengangguran yang tinggi, kelangkaan pangan yang parah, dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Akibatnya, ekonomi Yaman diperkirakan terkoreksi 2,80 persen.
(Okezone.com)
"Yang penting adalah negara-negara untuk mengantar reformasi fiskal dan struktural, yang dapat meningkatkan jangka panjang pertumbuhan dan pembangunan yang inklusif," ujar Kaushik, dilansir dari laman Business Insider, Jumat (19/6/2015).
Berikut ini, 10 negara dengan tingkat perekonomian paling lambat yang diproyeksikan pertumbuhan tahunan mulai dari 2014 hingga 2017 berdasarkan perkiraan dari Prospek Ekonomi Global Bank Dunia.
1. Ukraina
Perekonomian Ukraina tertekan selama krisis keuangan, walau akhirnya menguat pada 2010. Tapi rontok kembali usai Rusia mencaplok Krimea. PDB negara ini turun 6,8 persen pada 2014.
Lambatnya perekonomian di Ukraina juga terjadi adanya korupsi politik dan reformasi yang tidak efisien terus menahan negara bergerak maju. Adapun laju GDP Ukraina tahun ini, mengalami penurunan 7,50 persen.
2. Venezuela
Perekonomian Venezuela sangat bergantung pada minyak, menyumbang sekira 96 persen dari pendapatan ekspor atau sekira 12 persen dari PDB. Karenanya, anjloknya harga minyak menjadi pukulan telak bagi Venezuela. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi negara ini turun hingga 5,10 persen.
Selain itu, belanja pemerintah, kenaikan upah minimum, dan peningkatan akses kredit domestik menciptakan peningkatan konsumsi yang dikombinasikan dengan masalah pasokan yang menyebabkan inflasi yang lebih tinggi sekira 20 persen pada 2012 dan meningkat menjadi lebih dari 56 persen pada 2013 serta 60 persen pada 2014.
3. Libya
Tidak berbeda jauh dari Venezuela, negara ini juga mengandalkan pemasukan dari sektor energi atau minyak. Namun, pemerintah Libya gagal untuk menginvestasikan pendapatan dengan cara yang dikembangkan ekonomi. Padahal, perekonomian Libya telah sangat stabil sejak revolusi 2011.
PDB Libya jatuh pada 2014, turun sebesar 24 persen, setelah gangguan protes besar di pelabuhan minyak Libya dan di seluruh negeri. Tahun ini, pertumbuhan Libya diperkirakan hanya tumbuh 0,50 persen.
4. Republik Belarusia
Perekonomian di Belarusia sangat tereintegrasi dengan Rusia, sehingga ketika ekonomi Rusia mengalami pelemahan pada 2014. Belarusia tampaknya ingin memperbaiki hubungan dengan Eropa tanpa berpaling dari Rusia. Pertumbuhan Belarusia tahun ini diperkirakan mengalami penurunan 3,50 persen.
5. Saint Lucia
Sektor ekonomi yang bersumber dari pariwisata di Saint Lucia tidak pernah sepenuhnya pulih, setelah sektor pariwisata melambat drastis menyusul krisis keuangan. Bahkan, sejumlah penerbangan dipangkas di sana. Ketergantungan Saint Lucia pada pariwisata membuatnya rentan terhadap musiman ketika ekonomi global melambat. Akibatnya, tahun ini ekonomi Kepulauan St Lucia diperkirakan melambat 0,60 persen.
6. Rusia
Perekonomiam Rusia sangat tergantung pada energi, sehingga negara ini harus berjuang karena harga minyak turun pada 2014. Meskipun Moskow telah memangkas anggaran untuk mengimbangi pelemahan harga minyak, namun banyak ekonom percaya Rusia masih bermasalah.
Hal ini lantaran intervensi negara-negara barat di sektor swasta melukai negara. Oleh karena itu, tahun ini laju ekonomi Rusia diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar 2,70 persen.
7. Serbia
Reformasi struktural yang telah tertunda sejak krisis keuangan global membuat pengangguran tersebut menjadi tinggi dan pendapatan stagnan. Selain itu, Serbia masih menghadapi tantangan jangka panjang, seperti pelambatan ekonomi, tingginya tingkat korupsi, populasi yang menua, dan sistem peradilan yang tidak efisien. Dengan masih tingginya permasalahan tersebut, diperkirakan tahun ini ekonomi Serbia turun 0,50 persen.
8. Brasil
Pemerintah Brasil telah berusaha untuk memompa pertumbuhan ekonomi melalui pemotongan pajak untuk industri dan insentif guna menjalankan konsumsi rumah tangga selama beberapa tahun terakhir. Dari semua permasalahan itu, Piala Dunia 2014 merupakan beban besar pada perekonomian. Tahun ini, ekonomi Brasil diperkirakan turun 1,30 persen.
9. Kroasia
Perekonomian di Kroasia tidak pernah sepenuhnya pulih setelah 2008. Pertumbuhan ekonominya sudah terkoreksi sekira 0,4 persen pada 2014. Negara ini memiliki tingkat pengangguran yang cukup tinggi, dan pembangunan yang tidak merata. Hal ini diperparah dengan terus berkurangnya investasi asing.
10. Yaman
Negara yang sedang berada di tengah-tengah perang saudara ini terus menghadapi tantangan jangka panjang yang sulit, termasuk penurunan sumber daya air, pengangguran yang tinggi, kelangkaan pangan yang parah, dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Akibatnya, ekonomi Yaman diperkirakan terkoreksi 2,80 persen.
(Okezone.com)
Posting Komentar