Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, Untung Waluyo mengatakan titik kekeringan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, bertambah menjadi 200 titik yang sebelumnya pada tahun 2014 hanya berjumlah 118 titik. Kekeringan ini meluas seiring semakin panjangnya musim kemarau di wilayah itu.

"Jumlah titik kekeringan di Kabupaten Kulon Progo semakin meluas, seiring kemarau panjang yang diprediksi hingga akhir November. Kondisi kekeringan semakin parah," ujar Untung di Yogyakarta, Rabu (7/10).

Dia mengatakan titik kekeringan di Kulon Progo meliputi Kecamatan Kokap, Girimulyo, Kalibawang, Samigaluh dan sebagian Pengasih dan Sentolo. Sekarang bertambah di Kecamatan Lendah dan Panjatan.

"Kami berupaya melakukan pipanisasi sumber mata air ke rumah tangga. Supaya jumlah kepala keluarga (KK) yang kekurangan air dapat berkurang," katanya.

Selain itu, lanjut Untung, kelompok masyarakat yang mengharapkan bantuan droping air bersih juga semakin bertambah. Bahkan, untuk kebutuhan rumah tangga harus bersabar antre menunggu beberapa hari.

"Permintaan bantuan air bersih di wilayah yang dilanda kekeringan akibat musim kemarau terus bertambah," tuturnya.

Menurut dia, persediaan air bersih untuk masyarakat di wilayah yang dilanda kekeringan selama musim kemarau mencapai sekitar 300 truk tangki. Sejak musim kemarau hingga awal Oktober, BPBD Kulon Progo sudah melakukan droping air bersih sekitar 200 tangki, di luar dari bantuan dari berbagai pihak.

BPBD Kulon Progo terus melakukan droping air bersih kepada kelompok masyarakat yang sudah mengajukan permohonan bantuan air bersih. Untuk droping air bersih mengoperasionalkan tiga armada truk tangki. Seiring kawasan yang dilanda kekeringan meluas, permintaan air bersih terus bertambah.

"Satu armada tangki BPBD dijadwalkan melakukan droping air bersih di wilayah Kecamatan Kalibawang. Truk tangki PMI droping air di wilayah Kecamatan Lendah," imbuhnya.

Dia mengimbau kelompok masyarakat yang mengajukan bantuan air bersih bersabar. Pemberian bantuan seharusnya dapat dimanfaatkan bersama anggota kelompok. "Bantuan tersebut bukan untuk perseorangan, seharusnya dapat dimanfaatkan bersama-sama. Kelompok masyarakat yang mengharapkan bantuan air bersih harus bersabar. Tidak bisa hari ini mengajukan permohonan bantuan terus dikirim hari itu juga karena harus antre," katanya.

Seperti dilansir antara, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik, Suhardiyana menjelaskan armada tangki yang dioperasionalkan masih mampu untuk melayani permintaan bantuan masyarakat.

Sebagian besar kelompok masyarakat yang mengajukan permohonan bantuan air bersih berasal dari wilayah Kecamatan Kalibawang, Girimulyo, Samigaluh, Kokap dan wilayah Kecamatan Lendah. "Untuk sampai pada gilirannya, paling tidak harus menunggu antara dua sampai tiga hari," ungkapnya.
[Mdk/cob]

Posting Komentar

 
Top