JAKARTA - Perlambatan ekonomi yang terjadi di Indonesia memaksa beberapa perusahaan menutup jaringannya. Pasalnya, penurunan daya beli masyarakat sangat mempengaruhi penjualan perusahaan.
Salah satu perusahaan yang juga terkena dampak dari pelambatan dan gejolak ekonomi kali ini adalah PT Hero Supermarket Tbk (HERO). Sebagai salah satu perusahaan ritel yang besar, HERO harus menutup 74 tokonya akibat daya beli yang menurun.
Direktur Keuangan HERO, Xavier Thiry menjelaskan, toko yang tutup tersebut terdiri dari 39 toko Starmart, 22 toko Guardian, 10 HERO dan tiga Giant. Untungnya, meski 74 gerai tidak lagi beroperasi, namun HERO belum melakukan Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK).
Direktur Hero Group Arief Istanto menjelaskan, karyawan dari toko yang ditutup tersebut telah dipindahkan ke toko yang masih beroperasi. Meski banyak toko yang ditutup, namun tidak sedikit juga toko yang menghasilkan pemasukan dan membuat dapur HERO terus mengepul.
Pasalnya, HERO memilik toko lain yang sampai saat ini masih menjanjikan keuntungan. HERO Group memiliki HERO Supermarket, Guardian Health & Beauty Stores, Starmart Convenience Stores, Giant Ekstra and Giant Ekspres, and IKEA.
Dari Giant saja, HERO sudah bisa menerima keuntungan yang besar. Terbukti pada Mei 2015 silam Giant mencatatkan kenaikan pada market share. Ditambah lagi, toko asal Swedia, IKEA, toko retail khusus furniture sedang digandrungi masyarakat.
Pamor IKEA pun terus bergaung dari hari ke hari. Diperkirakan, jumlah pengunjung IKEA per harinya mencapai 17.000 orang. Bahkan saat weekend, pengunjung IKEAmencapai 18.000 orang.
Larisnya toko ritel khusus furniture asal Swedia ini, membuat pengelola HERO mulai berpikir untuk membuka cabangnya. Disinyalir, toko yang dikelola oleh PT HERO Supermarket Tbk (HERO) tersebut akan dibangun 2016 mendatang.
Sekadar informasi, berdasarkan laporan keuangan HERO, per Juni 2015, dari segi aset HERO mencatatkan nilai sebesar Rp8,96 triliun, naik dari Rp8,29 triliun pada akhir 2014. Sementara dari sisi liabilitas, HERO mencatatkan nilai Rp3,54 triliun. Adapun jumlah ekuitas mencapai Rp5,42 triliun per Juni 2015.
(Okz/mrt)
Posting Komentar