BENGKULU - Provinsi Bengkulu yang rawan terhadap
gempa berpotensi tsunami membuat warga di Kelurahan
Sumur Meleleh, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu,
Provinsi Bengkulu, menciptakan alat peringatan dini
untuk mengantisipasi jatuhnya korban jika saat terjadi
gempa yang berpotensi tsunami.
gempa berpotensi tsunami membuat warga di Kelurahan
Sumur Meleleh, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu,
Provinsi Bengkulu, menciptakan alat peringatan dini
untuk mengantisipasi jatuhnya korban jika saat terjadi
gempa yang berpotensi tsunami.
Alat yang diciptakan oleh Ketua Kelompok
Penanggulangan Resiko Bencana (PRB), Kelurahan Sumur Meleleh,
Kecamatan Teluk Segara, Dodi Marten, dibuat dengan
menggunakan sejumlah alat berupa satu buah lampu ambulance,
satu unit sirine ukuran besar, timah ukuran besar, kabel listrik, dan saklar listrik.
Penanggulangan Resiko Bencana (PRB), Kelurahan Sumur Meleleh,
Kecamatan Teluk Segara, Dodi Marten, dibuat dengan
menggunakan sejumlah alat berupa satu buah lampu ambulance,
satu unit sirine ukuran besar, timah ukuran besar, kabel listrik, dan saklar listrik.
Salah satu anggota kelompok PRB Kelurahan
Sumur Meleleh, Warusilihi, mengatakan,
alat peringatan tersebut diciptakan pasca gempa 7,9 SR pada 2007.
Sumur Meleleh, Warusilihi, mengatakan,
alat peringatan tersebut diciptakan pasca gempa 7,9 SR pada 2007.
''Rumah warga di Kelurahan Sumur Meleleh
sangat dekat dengan pantai. Sehingga,
Ketua PRB berinovasi menciptakan alat
peringatan gempa berdampak tsunami itu,
'' kata Warusilihi didamping anggota PRB lainnya,
Wahid, Minggu (2/8/2015).
sangat dekat dengan pantai. Sehingga,
Ketua PRB berinovasi menciptakan alat
peringatan gempa berdampak tsunami itu,
'' kata Warusilihi didamping anggota PRB lainnya,
Wahid, Minggu (2/8/2015).
Warusilihi mengatakan, ketika diguncang gempa
dengan skala besar atau diatas 5 SR, maka alat
tersebut akan mengeluarkan suara bising,
serta lampu ambulance yang terpasang akan menyala.
Bahkan, lanjut dia, bunyi suara tersebut dapat terdengar
satu RT di Kelurahan Sumur Meleleh.
dengan skala besar atau diatas 5 SR, maka alat
tersebut akan mengeluarkan suara bising,
serta lampu ambulance yang terpasang akan menyala.
Bahkan, lanjut dia, bunyi suara tersebut dapat terdengar
satu RT di Kelurahan Sumur Meleleh.
''Timah yang digantung di dalam kotak kecil pada alat
tersebut akan otomatis bergoyang saat terjadi gempa.
Seketika itu sirine yang telah teraliri listrik akan
berbunyi begitu juga dengan lampu ambulance,'' jelas Warusilihi.
tersebut akan otomatis bergoyang saat terjadi gempa.
Seketika itu sirine yang telah teraliri listrik akan
berbunyi begitu juga dengan lampu ambulance,'' jelas Warusilihi.
Untuk pembuatan alat tersebut, kata dia,
membutuhkan dana sekira Rp1 juta per unit.
Sebelumnya, alat tersebut sudah dibuat
sebanyak enam unit dan dipasang
di enam RT Kelurahan Sumur Meleleh.
membutuhkan dana sekira Rp1 juta per unit.
Sebelumnya, alat tersebut sudah dibuat
sebanyak enam unit dan dipasang
di enam RT Kelurahan Sumur Meleleh.
Namun kini, dia mengungkapkan, lima unit
alat peringatan gempa tersebut tidak terawat. Sehingga,
alat tersebut diambil kembali dan saat ini
disimpan di rumah ketua kelompok.
alat peringatan gempa tersebut tidak terawat. Sehingga,
alat tersebut diambil kembali dan saat ini
disimpan di rumah ketua kelompok.
''Dulu ada enam unit namun alat itu tidak dirawat,
makanya diambil kembali dan disimpan di rumah ketua PRB.
Smentara satu unit lainnya masih ada di rumah Wahid,'' ujarnya.
makanya diambil kembali dan disimpan di rumah ketua PRB.
Smentara satu unit lainnya masih ada di rumah Wahid,'' ujarnya.
Ia menambahkan, dengan adanya alat peringatan
dini gempa yang berpotensi tsunami tersebut,
masyarakat sekitar bisa lebih tenang karena
akan lebih siap jika terjadi bencana gempa dan tsunami.
Mereka bisa bergegas menyelamatkan diri
ke tempat yang lebih aman jika alat tersebut memberi peringatan.
dini gempa yang berpotensi tsunami tersebut,
masyarakat sekitar bisa lebih tenang karena
akan lebih siap jika terjadi bencana gempa dan tsunami.
Mereka bisa bergegas menyelamatkan diri
ke tempat yang lebih aman jika alat tersebut memberi peringatan.
''Rumah kami di RT 1, dengan pantai atau sekira
80 meter saja. Jadi, jika alat ini berbunyi
masyarakat sudah tahu apa yang harus
dilakukan,'' pungkas Warusilihi. (fal)
80 meter saja. Jadi, jika alat ini berbunyi
masyarakat sudah tahu apa yang harus
dilakukan,'' pungkas Warusilihi. (fal)
Posting Komentar