BATAM- Wali Kota Surabaya TriRismaharini atau yang akrab disapa Risma berkunjung ke Pemko Batam, Jumat (31/7/2015) pagi.
Beserta rombongannya, Risma diterima langsung oleh wali kota Batam,Ahmad Dahlan di ruang rapat lantai V Pemko Batam.
Di dalam rapat tertutup tersebut, banyak perihal yang dibincangkan keduanya, salah satunya mengenai koordinasi pencegahan human trafficking.
Pasalnya, cukup banyak korban trafficking yang masuk dari Surabayake Kota Batam, untuk kemudian dibawa ke beberapa negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
"Tadi saya sampaikan ke Pak Wali, kalau memang warga Surabayasilahkan dikoordinasikan ke Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) kami untuk dipulangkan. Tapi yang asli warga Surabaya, karena yang masuk ke sini dari Surabaya belum tentu warga sana. Biasanya ngaku-ngaku dari Surabaya, tapi setelah dicek bukan, meski pintu masuknya dari sana," tutur Risma kepada wartawan.
Batam dan Surabaya yang sudah menjadi sister city, menurutnya hanya perlu memperdalam lagi koordinasi dan kerjasama pencegahan human trafficking ini.
"Kami terbuka untuk menjemput warga kami, kami juga sudah pernah kok menjemput korban trafficking yang ada di daerah pertokoan Nagoya," kata Risma.
Sejak penutupan lokalisasi Dolly di Surabaya, berhembus kabar para eks warga Dolly banyak yang bermigrasi ke Batam.
Namun begitu, Risma membantah jika yang bermigrasi tersebut seluruhnya adalah warganya.
"Paling mudah memang ngomong dari Surabaya, padahal 95 persen orang dari lokalisasi di Surabaya itu bukan warga Surabaya. Pendatang semua, makanya kalau puasaan sepi, sebab semua pulang kampung," kata Risma.
Apalagi, Risma juga pernah memiliki pengalaman menjemput korban trafficking yang mengaku-ngaku warga Surabaya dari daerah lain.
Apalagi, Risma juga pernah memiliki pengalaman menjemput korban trafficking yang mengaku-ngaku warga Surabaya dari daerah lain.
"Pernah ada yang saya jemput, ternyata setelah dicek ada anak dari Medan dan beberapa daerah lain di Jawa. Terus karena itu memang bukan warga kami, kami kirim surat ke daerahnya masing-masing. Jadi kita menciptakan jaringan baru secara tak langsung untuk perlindungan anak dan perempuan. Tapi kalau memang warga Surabaya betul, pasti akan kami jemput," tutur Risma lagi.
(Tribun/sw)
Posting Komentar