PULAU Jawa terkenal memiliki banyak candi bersejarah. Mungkin selama ini Anda sudah sangat familiar dengan Candi Borobudur, Candi Prambanan, atau Candi Mendut. Akan tetapi, apakah Anda sudah pernah mendengar tentang Candi Ratu Boko atau yang selama ini lebih dikenal sebagai Keraton Ratu Boko? Berada di Yogyakarta, Ratu Boko bukanlah situs candi biasa. Berbeda dengan candi yang lain, di Ratu Boko, berwisata bukanlah melulu tentang wisata sejarah.

Sebagai sebuah situs purbakala, Ratu Boko terletak 3 kilometer di sebelah selatan kompleks Candi Prambanan, 18 kilometer di timur Kota Yogyakarta atau 50 kilometer barat daya Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Secara ketinggian, situs ini terletak di sebuah bukit pada ketinggian 196 meter dari permukaan laut dengan luas kompleks sekitar 25 hektar. 

Sedangkan secara administratif, Ratu Boko terletak di wilayah dua Dukuh, yaitu Dukuh Dawung, Desa Bokoharjo dan Dukuh Sumberwatu, Desa Sambireja, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Nama "Ratu Baka" sendiri berasal dari legenda masyarakat setempat yang secara harafiah berarti "Raja Bangau". Menurut legenda, Ratu Baka merupakan ayah dari Loro Jonggrang, yang namanya menjadi nama candi utama di kompleks Candi Prambanan. Oleh karena itu, Ratu Boko dipercaya memiliki hubungan dengan legenda rakyat setempat, yaitu Loro Jonggrang. 





Dari segi bentuk dan arsitekur candi, situs Ratu Boko menampilkan atribut sebagai tempat berkegiatan atau situs pemukiman. Meski demikian, fungsi tepat Ratu Boko sampai saat ini belum diketahui secara jelas. Menurut perkiraan, Ratu Boko telah dipergunakan pada abad ke-8 di masa Wangsa Sailendra atau Rakai Panangkaran dari Kerajaan Medang, sebuah kerajaan Mataram Hindu. 

Candi ini pada akhirnya kerap disebut keraton atau istana raja karena bila dilihat dari pola peletakan sisa-sisa bangunan, Ratu Boko diduga kuat merupakan sebuah keraton pada masa penggunaannya. 

Meskipun seringkali disebut sebagai candi, sebenarnya Ratu Boko bukanlah sebuah candi atau bangunan religius, tetapi merupakan sebuah istana yang memiliki benteng karena di sana terdapat bukti-bukti yang jelas, seperti sisa dinding benteng dan parit kering sebagai struktur pertahanan. Tidak hanya terdapat istana saja, dulunya, di kompleks situs juga ditemukan sisa-sisa pemukiman penduduk.
  


Cukup soal sejarah dan asal-usul Ratu Boko, yang membuat nama Ratu Boko menjadi terkenal di kalangan para wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Sebenarnya Ratu Boko tidak hanya terkenal karena sejarah tersebut, melainkan juga karena keindahan senjanya yang dapat dilihat dari situs tersebut. 

Setiap sore, banyak pasangan muda-mudi, para wisatawan mancanegara, serta para fotografer, baik pemula maupun profesional, yang datang ke Ratu Boko untuk 'mengejar' senja dan mengabadikannya. Jika selama ini Anda sudah terbiasa melihat senja di sebuah pantai, kini saatnya Anda melihat keindahan senja yang ada di Ratu Boko. 

Berdiri di atas ketinggian 196 meter di atas permukaan laut, Anda bisa melihat matahari terbenam dengan jelas, beserta semburat jingga yang mewarnainya. Senja Ratu Boko akan membuat Anda terpesona karena ialah ratunya senja di Yogyakarta.
(hth)

Posting Komentar

 
Top