PARA traveller kerap bingung menentukan mana destinasi wisata yang mau dituju, gunung atau pantai. Bagi pencinta alam hijau dan udara dingin, tentu akan memilih gunung. Jika Anda lebih suka suara ombak dan vitamin sea, pantai bisa jadi pilihan.
Tidak perlu bingung, ada dua destinasi wisata di Indonesia yang dapat Anda kunjungi sekaligus, gunung dan pantai, karena dijamin tidak akan menyesal. Keduanya bahkan telah diakui sebagai cagar biosfer dunia. Penasaran? Simak panduannya berikut ini.

Menyaksikan sunrise dan wisata budaya di Bromo
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru meliputi area seluas 800 km persegi, menjadikannya sebagai kawasan gunung berapi terbesar di Jawa Timur. Ada beberapa gunung di dalam kaldera Bromo ini, antara lain Gunung Watangan (2.661 m dpl), Gunung Batok (2.470 m dpl), Gunung Kursi (2.581 dpl), Gunung Watangan (2661 m dpl), dan Gunung Widadaren (2.650 m dpl). 

Anda dapat menikmati keindahan matahari terbit di kawasan Bromo dengan naik ke Puncak Penanjakan, salah satu view point untuk menyaksikan dan menikmati Bromo sunrise. Selesai melihat sunrise di Penanjakan,Anda bisa lanjutkan perjalanan turun ke kaki Gunung Bromo. Untuk melihat kawah Gunung Bromo, Anda bisa menyewa jasa kuda yang siap mengantarkan sampai ke tangga pendakian dengan harga sewa kuda Rp50.000-Rp100.000.

Selain menawarkan pemandangan alam, kawasan Bromo juga menawarkan wisata budaya dan religi. Jika Anda beruntung, Anda dapat menyaksikan upacara Yadnya Kasada yang digelar setiap bulan Kasada hari-14 dalam penanggalan kalender tradisional Hindu Tengger. Upacara sesembahan atau sesajen ini adalah bentuk penghormatan untuk Sang Hyang Widhi dan para leluhur, terutama Roro Anteng (Putri Raja Majapahit) dan Joko Seger (Putra Brahmana). Upacara adat Kasodo digelar di Pura Luhur Poten, tepat di kaki Gunung Bromo, pada tengah malam hingga dini hari. Upacara Kasada Bromo selalu digelar setiap tahunnya pada 14-15 Syawal. Pada tahun ini bertepatan dengan tanggal 31 Agustus-1 September 2015.

Surga bawah laut Taka Bonerate
Jika Anda menyukai “vitamin sea”, Anda dapat mengunjungi Taman Nasional Taka Bonerate di Sulawesi Selatan. Taka Bonerate merupakan kawasan terumbu karang (atol) terluas di Indonesia, bahkan se-Asia Tenggara dengan tingkat biodiversitas yang sangat tinggi. Bahkan, Taka Bonerate merupakan atol terbesar ketiga di dunia setelah Kwajalein di Marshall Islands dan Suvadiva di Maladewa. 

Berada di kawasan Coral Triangle Intiative (CTI), kawasan ini merupakan habitat bagi berbagai biota laut yang langka dan dilindungi.
Warna air yang jernih bak kristal membuat Anda dapat menyaksikan dengan jelas terumbu karang dari permukaan laut. 

Para penyelam pun dapat melatih kemampuan mereka dan bersiaplah terpukau menyaksikan keindahan alam bawah lautnya. Selain memiliki 242 spesies coral, Taka Bonerate juga mengoleksi 526 spesies ikan terumbu karang yang berwarna-warni, lengkap dengan 112 jenis ganggang laut.

Penyelam dapat melihat dari dekat lumba-lumba, penyu, manta ray, dan bahkan sesekali menemukan hiu atau paus sperma. Taka Bonerate memiliki lebih dari 50 spot diving, tersebar dari Pulau Tinabo, Kepulauan Kahabia, Belang-Belang, dan Taka Lamungan.
 
Waktu terbaik untuk menyelam antara April sampai pertengahan Mei, dan Oktober hingga pertengahan November saat angin dari Timur bertiup lembut tanpa membuat ombak ganas. Tiupan angin masih cukup masuk akal antara Oktober hingga Mei, namun angin monson barat berpotensi menimbulkan ombak hingga 2 m atau lebih. Semua feri penyeberangan biasanya akan berhenti beroperasi selama ombak tinggi.

Keindahan Bromo dan Taka Bonerate sudah tidak diragukan lagi. 
Kelestarian alamnya pun terjaga berkat insan bangsa yang bahu-membahu menjaganya. Tak heran jika keduanya ditetapkan sebagai cagar biosfer oleh badan dunia PBB, UNESCO. Pencapaian prestasi Indonesia tersebut diperoleh pada sidang yang digelar tanggal 8-13 Juni 2015 di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis.

Semoga dengan pengukuhan dua cagar biosfer terbaru dari Indonesia ini semakin menggugah tekad dari generasi muda untuk menghargai alam dan ikut andil dalam pelestarian lingkungan. Rasa bangga yang diiringi rasa cinta lingkungan bisa jadi wujud nyata kontribusi kemerdekaan Indonesia.

Dalam rangka turut merayakan dirgahayu Indonesia ke 70 tahun, Bintang mempersembahkan cerita-cerita lain yang bisa menambah rasa cinta Anda pada Tanah air. Untuk mengetahui dan ikut membagi cerita positif dan prestasi Indonesia yang lain, klik di sini. Jangan lupa untuk menggunakan #CheersBanggaIndonesia saat share cerita membanggakan dari Indonesia ya!
(Okz/yac)

Posting Komentar

 
Top