Jakarta - Indosat mendukung Program Semai Benih Bangsa (SBB) yang memberikan pelatihan mengajar dengan metode pendidikan holistik berbasis karakter untuk guru-guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan Taman Kanak-kanak (TK).

Program ini merupakan kerjasama Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (Oase-KK) dan Indonesia Heritage Foundation (IHF) untuk menciptakan bangsa yang berkarakter dengan melatih guru-guru sebagai ujung tombak proses pendidikan.

President Director & CEO Indosat, Alexander Rusli mengaku bangga bisa ikut mendukung sektor pendidikan, salah satunya melalui program Semai Benih Bangsa ini.

"Harapan kami, pelatihan bagi para guru ini dapat meningkatkan kompetensi guru-guru PAUD dan TK sehingga selanjutnya dapat membekali anak-anak kita agar tercipta generasi bangsa yang berkarakter mulia, bersikap kritis dan kreatif,” ujarnya dalam keterangan, Sabtu (22/8/2015).

Ratna Megawangi Sofyan Djalil, founder Indonesia Heritage Foundation sekaligus sebagai Ketua Bidang Pendidikan OASE-KK, mengaku senang mendapat dukungan dari Indosat untuk Program Semai Benih Bangsa ini.

"Semoga tujuan dari program ini tercapai, yaitu untuk membentuk para guru TK/PAUD menjadi pengajar yang baik sehingga para murid didik tidak hanya pintar namun juga memiliki karakter pribadi yang baik,” ujar istri dari Menteri Sofyan Djalil ini.

Indosat melakukan bekerjasama dengan OASE-KK dan IHF dalam Program Semai Benih Bangsa melalui pelaksanaan pelatihan model pendidikan holistik berbasis karakter untuk guru-guru yang berasal dari 15 sekolah di sekitar wilayah operasional Indosat.

Pelatihan guru berlangsung selama 10 hari dan terbagi dalam 2 batch selama Agustus hingga September 2015. Model pendidikan berbasis karakter adalah sebuah model yang bukan hanya memberikan rasa aman dan nyaman pada anak, tetapi juga menciptakan atmosfer belajar yang kondusif untuk merangsang minat belajar anak.

Program Semai Benih Bangsa langsung melatih guru-guru sebagai ujung tombak proses pendidikan. Selain itu, setiap sekolah diberikan seperangkat modul, kurikulum, buku-buku cerita dan buku teks untuk guru, serta perangkat alat media pembelajaran.

"Sehingga ilmu yang diperoleh selama training dapat terjamin pelaksanaannya. Para guru juga akan diajarkan bagaimana menerapkan seluruh perangkat tersebut dalam kegiatan pengajaran," pungkasnya. 


(Dtk/rou/rou)

Posting Komentar

 
Top