BANYUWANGI - Arema Cronus memberikan kejutan di Banyuwangi saat terlibat di Sunrise of Java Cup (SoJC) 2015. Kejutan bukan kemenangan 2-1 atas Bali United di laga pertama, tapi pada penampilan fisik tim yang bertanding di lapangan. Arema terlihat berbeda di pertandingan tersebut.
Tim pujaan Aremania mengenakan kostum biru tua dengan strip-strip kecil horizontal berwarna biru muda. Tidak terlihat lagi kostum musim 2015 yang sempat memunculkan polemik karena memakai warna kuning mendampingi biru yang diperkenalkan saatlaunching tim.
'Kostum politis' hasil kerjasama dengan apparel Specs itu mulai ditinggalkan berdasar keputusan manajemen. Warna dominan bitu kembali dibangkitkan demi mengembalikan identitas Singo Edan yang sepanjang sejarahnya memakai warna biru.
Manajemen Arema mengakui, kostum yang dipakai di Banyuwangi merupakan langkah manajemen sendiri dan tidak bekerja sama dengan apparel tertentu. "Kami sengaja memberikan nuansa lain. Jersey itu murni inisiatif manajemen," jelas Ruddy Widodo, General Manager Arema Cronus.
Dia tak menutup mata bahwa supporter Aremania selama ini lebih sreg dengan warna dominan biru. Manajemen pun berupaya mengembalikan identitas dengan membuatjersey sendiri, walau sebenarnya kontrak dengan Specs sebagai penyedia jerseymasih berlaku.
Ruddy mengaku pihaknya sempat meminta Specs untuk mengganti warna kuning dijersey resmi Arema. "Tapi mereka tidak bisa memenuhi dengan alasan tidak ada pergantian jersey dalam waktu dekat. Kami pun berinisiatif membuat jersey sendiri," tutur Ruddy.
Alhasil, tidak ada merk apparel yang tertempel di jersey Cristian Gonzales dkk. Walau begitu, munculnya warna biru di jersey Arema cukup menyegarkan bagi Aremania. Menurut mereka warna tersebut lebih gagah dan mengembalikan identitas Arema.
"Yo ngene iki Arema asli (Ya beginilah Arema sebenarnya). Dari dulu warna biru sudah menjadi ciri khas dan harus dipertahankan. Sekilas seperti kostum Inter Milan, tapi tetap terlihat mbois (bagus) di lapangan. Ini jauh lebih baik dibanding yang warna biru-kuning," kata Sandi Febrian, salah satu Aremania.
(fmh)

Posting Komentar

 
Top