BATAM – Sebanyak 11 perusahaan yang bergerak di bidang industri perkapalan dan elektronik di Kota Batam tahun ini resmi gulung tikar. Hal itu karena sepinya order dari pemesan di luar negeri.

Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Batam (Disnaker) Zarefriadi saat menghadiri peresmian operasional bantuan listrik tenaga surya/solar home system (SHS) di Desa Manggok.
" Tahun 2015 ini ada sebanyak 11 perusahaan yang hengkang. 

Sedangkan pada tahun 2013 lalu, ada sebanyak 26 perusahaan, berarti bisa dikatakan sudah mulai membaik dibanding tahun kemarin," ujar Zafreadi.

Saat ini, kata dia, pengurangan pekerja oleh sejumlah perusahaan juga terus dilakukan. Sedikitnya, ada lima perusahaan yang mengurangi pekerjanya untuk efisiensi.

Kelima perusahaan itu adalah PT Nippon Still di Tanjung Uncang, PT Aker Solution di Batu Ampar, PT Nanindah di Tanjung Uncang, PT Usda Seroja di Sagulung dan PT Philips di Mukakuning.
Kepala Bidang Hubungan Industri (Kabid HI) Dinas Tenaga Kerja Kota Batam Sriyanto menambahkan, jumlah karyawan yang Di-PHK akibat 11 perusahaan yang tutup itu mencapai 4.831 orang.

Perusahaan yang paling banyak mem-PHK karyawannya adalah PT. Nidec Sankyo sebanyak 3.300 orang. PT Siemens Hearing Instrumens sebanyak 579 karyawan, PT. Ye Woo Indonesia mem-PHK 333 karyawannya.

Begitu juga beberapa perusahaan industri yang terbilang kecil, mereka juga mengurangi karyawannya. Hal itu imbas dari dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Perusahaan tersebut adalah Jasa Prima Mandiri sebanyak 160 karyawan, PT. Nakano S Batam, 135 karyawan dan PT. Dhiva Sarana Metal sebanyak 113 orang. Serta PT. Fujitech total 52 orang karyawan,dan PT Bintan Anugerah 24 orang karyawannya.

Selain itu PT Hydro Jet Marine juga mem-PHK 20 karyawan ditambah PT. Batam Security Hearing Instrumens dengan jumlah 10 orang karyawan. (rtw)
(Okz/ris)

Posting Komentar

 
Top