POLEWALI MANDAR — Puluhan ibu menyusun tabung gas membentuk lapangan sepak bola mini di Jalan Kemakmuran, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Kamis (30/7/2015), sebagai bentuk protes kelangkaan dan lonjakan harga elpiji yang mencapai Rp 28.000 per tabung.

Aksi ini mendadak bubar setelah seorang aparat TNI yang bertugas di Koramil Polewali Mandar keluar dari rumahnya sambil mengamuk. 


Puluhan tabung yang tengah disusun warga itu ditendang dan disingkirkan satu per satu oleh anggota TNI itu ke pinggir jalan. Dia beralasan tidak ingin ada aksi protes sepak bola tabung itu di dekat rumahnya.

Sejumlah ibu yang semula datang membawa tabung kosong ke lokasi sepak bola buru-buru mengambil tabungnya dan membawa pulang karena takut hilang di tengah keributan.

Rencana awalnya, setelah membentuk lapangan mini, para ibu ini akan bermain sepak bola dengan tabung elpiji 3 kilogram sebagai bolanya. Mereka kesal karena harga tabung elpiji 3 kilogram naik dari harga biasanya Rp 14.000.

Seorang warga mencoba menengahi dan menjelaskan alasan digelarnya aktivitas tersebut, tetapi anggota TNI tersebut enggan mendengarkan dan bahkan mengancam akan menyeretnya ke kantor polisi. Dia lalu menelepon seseorang.

Dalam tempo singkat, sejumlah aparat TNI, polisi, hingga aparat lurah pun datang ke lokasi kejadian. Para ibu yang semula berkumpul untuk menggelar aksi protes itu pun kecewa. Namun, karena tak ingin ribut, mereka memilih menepi ke jalan dan berdiri di depan rumah mereka masing-masing.

Tati, salah seorang ibu yang sudah siap ikut aksi ini, mengaku sangat kecewa dengan ulah anggota TNI yang juga masih tetangganya itu. Padahal, menurut Tati, mereka ingin mengekspresikan kekecewaan mereka terhadap manajemen distribusi tabung subsidi 3 kilogram yang mahal dan sulit didapatkan.

“Kami jelas sangat kecewa, aksi kami dibubarkan begitu saja tanpa ada alasan yang logis. Ini kan cuma ungkapan bentuk kekecewaan kami ibu-ibu yang sulit mendapatkan tabung sejak Ramadhan lalu. Kalaupun ada, harganya mahal,” ujarnya.

Tati menambahkan, aksi ini digelar agar pemerintah memberikan perhatian kepada rakyat. Dia menilai, pemerintah lalai soal mekanisme kontrol distribusi tabung elpiji subsidi. 


Dia menduga ada permainan oknum agen dan pangkalan yang memainkan distribusi dan harga elpiji sehingga memberatkan warga.

Pasintel Kodim 1402 Polewali Mamasa, Kapten Sumharbas, yang tiba di lokasi bersama sejumlah petinggi Kodim Polewali Mamasa meminta maaf kepada warga atas insiden yang dilakukan salah seorang oknum anggotanya.

Sumharbas meminta agar masalah ini tidak diperpanjang dan hubungan baik antar-warga tetap terjalin baik dan bersahabat seperti selama ini.

"Saya mohon maaf mungkin ini adalah kekhilafan anggota yang tidak berkenan kepada warga,” ujar Sumharbas kepada warga di lokasi kejadian.


[Kmps/jn/sw]

Posting Komentar

 
Top