Merdeka.com - Belum seimbangnya pembangunan infrastruktur di tiap daerah di Indonesia, membuat ketimpangan nampak jelas. Sehingga segala sektor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi mandek. Salah satunya listrik.

Minimnya pasokan listrik di daerah terpencil membuat masyarakatnya harus berjuang hidup lebih keras. Hal ini yang dirasakan sebagian besar masyarakat Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan.

Bupati Pangkep Syamsuddin Hamid mengaku warganya kerap mengeluhkan masalah kekurangan pasokan listrik. Terutama untuk harga yang dibayar untuk mendapatkan pasokan energi itu.

"Tapi kendalanya mereka harus mengeluarkan Rp 1 juta per bulan, itu pun listriknya paling menyala 5 jam per hari. Apalagi sekarang dengan susahnya BBM yang harganya berlipat-lipat," kata Hamid dalam diskusi Energi Kita yang digagas merdeka.com, RRI, IJTI, dan Sewatama di restoran bilangan Jakarta Pusat, Minggu (14/6).

Dalam kurun lima tahun ke depan pemerintah Kabupaten Pankep mengarahkan menggunakan solar sel. Meski begitu, Hamid mengakui masih banyak kekurangan.

"Memang murah tapi ada SDM (sumber daya manusia) sangat terbatas. Karena harus pakai aki dan lain sebagainya. Mudah-mudahan ada solusi lain untuk saudara kita di kepulauan," ujarnya.

Dia menambahkan, kebutuhan listrik di Kabupaten Pangkep sangat penting bagi para nelayan. Terutama untuk tempat penyimpanan ikan (cool storage). Sehingga pihaknya meyakini perekonomian bakal tumbuh dengan adanya pasokan listrik cukup.

"Karena di Kabupaten yang terdiri dari kepulauan ini memiliki potensi kelautan yang cukup tinggi terutama penagkapan ikan kerapu. Karena tidak ada lemari pendingin, ikan kerapu yang seharusnya dijual mahal Cuma dijadikan ikan asin, terangnya. (Merdeka.com)

Posting Komentar

 
Top