TRIBUNNEWSBATAM.COM, NATUNA- Terminal bandara untuk penumpang sipil (enclave sipil) di kawasan militer Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Ranai dipastikan rampung tahun ini.

Kabar menariknya, diprediksi akan ada lowongan untuk ratusan tenaga kerja di kawasan tersebut.

Kabid Perhubungan Udara, Dishubkominfo Natuna, Sapta Nugraha mengakui Enclave Sipil nantinya akan murni dikelola oleh Unit 

Penyelenggara Bandara dari Dirjen Perhubungan Udara, Kemenhub.

"Ya jelas otomatis nantinya kita perkirakan akan dibutuhkan tenaga-tenaga kegiatan operasional bandara. 

Selain memaksimalkan tenaga yang sudah ada, yang jelas nantinya Unit itu akan menyeleksi, baik itu PNS, honor atau tenaga kontrak.

 Nanti mereka akan diakomodir oleh kementerian.

 Jadinya PNS kementerian, honor kementerian," kata Sapta, saat dijumpai Tribun di ruang kerjanya, Selasa (9/6/2015).

Untuk petugas dari Kementerian Perhubungan yang akan bertugas di Unit Penyelenggara Bandara ini, diperkirakan Sapta hanya akan mengirim tenaga inti.

Menurutnya beberapa nama seperti calon kepala bandara dan operasi sudah disiapkan pihak kementerian

"Yang jelas rekrutan untuk tenaga administrasi yang akan bertugas di enclave sipil tetap akan buka, bisa sampai ratusan," ujarnya.

Ia memperkirakan tenaga-tenaga dengan basic SLTA seperti SMA jurusan IPA, STM jurusan listrik, bangunan dan elektro kemungkinan akan banyak diserap dalam operasional enclave sipil.

Hingga tenaga administrasi dengan berbagai latar belakang keilmuan.
"Cuma kami belum tahu waktunya, itu ranahnya Kemenhub. 

Kalau untuk S1 bisa dari kesehatan, sanitasi, hukum dan disipilin ilmu lainnya. 

Tapi kemungkinan kebanyakan akan ngambil yang lulusan SLTA, karena akan disekolahkan lagi. 

Yang jelas tidak buta warna tentunya jika ingin bekerja di Enclave Sipil," kata Sapta.

Menurutnya pembangunan Enclave Sipil kini sudah 83 persen dan kemungkinan besar Juli ini selesai. Awalnya Bupati Natuna, Ilyas Sabli meminta Mei rampung, namun hal tersebut sulit terealisasi.

Bidang Perhubungan Udara, Dishubkominfo sendiri sudah mengusulkan pengadaan mebeler, interior dan sarana untuk penyandang disabilitas (penyandang cacat) di terminal penumpang sipil itu, tapi masih menunggu revisi anggaran di DPA.

Jika proses pembangunan selesai dan telah serah terima dari pihak kontraktor ke Pemkab, akan ada inventarisasi oleh Pemda, setelah itu baru dilakukan proses hibah ke Kementerian untuk dikelola.

"Jika sudah dikelola oleh Dirjen Perhubungan Udara otomatis statusnya akan menjadi bandara sipil. Nah daerah lingkungan kerja itu adalah jalur pacu (runway) Lanud saat ini, yang menjadi daerah pemakaian bersama. Sementara Enclave sipil (terminal sipil) ini daerah pemakaian sementara," ujar Sapta.

Kenapa menjadi daerah pemakaian sementara, karena bisa saja suatu saat bandara Ranai akan pindah dan tidak lagi berada di kawasan militer Lanud Ranai.

Namun dipastikan dengan dioperasikannya terminal sipil ini maskapai yang akan terbang ke Natuna akan mengurus slot time ke Kepala Bandara saja bukan ke Lanud, dan tidak perlu mengurus security clearence ke pihak militer.

Jadi birokrasi pengurusan izin penerbangan akan lebih singkat. Diharapkan banyak maskapai yang membuka jalur penerbangan ke Natuna, sehingga ada persaingan harga tarif penerbangan.
 (tribun batam)

Posting Komentar

 
Top