korban gempa Sabah bertambah, Tim SAR Malaysia Santai-santai saja
Merdeka.com - Kesaksian pendaki Gunung Kinabalu asal Australia menyerang profesionalitas tim SAR pemerintah Malaysia. Selepas gempa 6 skala richter melanda Negara Bagian Sabah pada Jumat (5/6), nyaris tidak ada pertolongan berarti diberikan pada para pendaki yang terjebak di puncak gunung.
Ratusan pendaki itu sempat frustrasi karena jalan terputus, tapi tidak ada upaya apapun dari tim penolong pemerintah Malaysia ketika tiba di lereng gunung.
"Regu penolong sempat bilang akan ada helikopter, tapi kemudian tidak ada apapun selama sembilan jam. Kami akhirnya memberanikan diri turun bersama pemandu setempat," kata salah satu pendaki asing, Vee Jin Dumlao, seperti dilansir ABC (7/6).
Akhir pekan lalu, Menteri Pariwisata Sabah Masidi Manjun sempat mengatakan operasi SAR berlangsung sukses. Lewat akun Twitter-nya, Manjun mengklaim tim pemerintah berhasil mengevakuasi 137 pendaki, termasuk dua orang asal Australia.
Dumlao menceritakan harus turun sendiri selama lima jam hingga Laban Rata, desa paling dekat dengan puncak Kinabalu. Dia dan puluhan pendaki terkaget-kaget melihat di desa itu ratusan tim SAR Malaysia kongko-kongko saja, makan logistik yang seharusnya jadi bantuan, padahal jarak mereka dekat dari puncak. Dia pun menuding gara-gara mereka tidak profesional, korban tewas bertambah lantaran terlambat ditangani.
"Tim SAR terlihat tak beraturan, banyak dari personel SAR yang tampak duduk santai atau berdiri saja tidak memberikan pertolongan padahal mereka hanya berjarak 5 jam saja dari puncak gunung," kata Dumlao.
Menurut psikolog Australia yang gemar naik gunung ini, cuma pemandu lokal yang bisa dipercaya. Pemandu Dumlao yang bernama Jomius tak pernah meninggalkannya sendirian. Justru Jomius yang berinisiatif mengajak turis asing turun tanpa mengandalkan tim SAR, lantaran beberapa pendaki sudah mengalami hipotermia.
"Upaya bantuan yang diklaim pemerintah tak ubahnya lelucon saja. Para pemandu pendakian di Gunung Kinabalu adalah pahlawan kami dalam evakuasi ini," tandasnya.
Total ada 19 orang tewas dalam musibah ini, termasuk rombongan wisata SD asal Singapura. Dumlao adalah bagian dari ratusan pendaki yang terjebak, tepatnya 117 warga Malaysia, 38 warga Singapura, 5 warga Amerika, empat Belanda, tiga Inggris, dua Perancis dan dua warga Australia.
Merdeka.com
Posting Komentar