TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM- Makin sering aksi mogok kerja dilakukan buruh di Batam, dikhawatirkan akan semakin memperbanyak perusahaan yang hengkang dari kota industri ini.
Hal tersebut diungkapkan Komisi IV DPRD Kota Batam. Sekretaris Komisi IV, Udin P Sihaloho.
Menurutnya,  saat ini sudah ada tujuh perusahaan yang hengkang dari Batam karena tidak cocok dengan serikat buruh.
Beberapa diantaranya PT Livatech, Javan Servo‎, SCI, Ye Wo‎, Siemens, Diva Sarana dan Jasa Prima Mandiri.
Dia mengkhawatirkan hal serupa akan dilakukan PT Philips yang ada di Batam.
Pasalnya, saat ini sedang terjadi aksi mogok kerja.

"Yang kita khawatirkan manajemen Philips merasa tidak nyaman dan kondusif lagi untuk berinvestasi di sini, maka mereka mungkin saja mengambil cara yang sama dengan PT lain itu,"kata Udin, Jumat (19/6/2015).
‎Jika sampai Philips ikut hengkang, lanjutnya, dikhawatirkan ada perusahaan lain yang mengambil job order dari sana ikut terkena imbasnya.
Udin berharap masalah yang ada di PT Philips dapat selesai dengan baik tanpa harus mengganggu produksi perusahaan.
"Sebab kami lihat ada beberapa perusahaan lain yang job ordernya dari Philips.‎ Kalau Philips tutup, maka berimbas ke sekitar tiga atau empat perusahaan lai,"ungkap Udin.
Jika PT Philips sampai tutup, ia memperkirakan akan ada pengangguran besar-besaran di Batam.
Ia memprediksi akan ada 10 ribuan pengangguran di Batam akibat kehilangan pekerjaan dari perusaahaan-perusahaan yang tutup tersebut. (Detik.com)


Posting Komentar

 
Top