SIDNEY - Pemerintah Australia menyatakan segera mengusir seorang pejabat Keduataan Besar Israel di Canberra. Hal ini terkait kasus penggunaan paspor warga Australia, dalam pembunuhan terhadap seorang pemimpin Hamas yang dilakukan oleh agen Israel.



Kendati perintah pengusiran ini telah dikeluarkan, Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith menyatakan, negaranya akan tetap menjaga hubungan baik dengan negara Yahudi ini. Namun dia menegaskan, tidak ada negara manapun yang dapat menerima, paspor warganya disalah gunakan oleh negara lain.



"Pemerintah (Australia) telah meminta seorang pejabat Kedubes Israel di Canberra untuk segera ditarik dari Australia," ungkap Menlu Smith dihadapan Parlemen Australia, tanpa menyebutkan identitas diplomat Israel tersebut.



"Kami mendesak agar penarikan (terhadap diplomat) tersebut akan dilaksanakan dalam jangka waktu sepekan," imbuh Menlu Smith seperti dikutip AFP, Senin (24/5/2010).



Smith menambahkan, perihal pengusiran ini disebabkan telah keluarnya hasil penyelidikan dari penggunaan paspor warga Australia, yang digunakan oleh tim pembunuh Mahmud al-Mabhuh, seorang pemimpin Hamas di Dubai Januari lalu. Penyelidikan tersebut memastikan paspor warga Australia itu telah dipalsukan oleh seorang pejabat Kedutaan Israel di Canberra.



Menurut Smith kualitas paspor yang dipalsukan tersebut dinilai amat tinggi. Pemerintah negeri kangguru pun mengetahui keterlibatan seorang agen intelijen negara dalam kasus pemalsuan ini. "Hasil penyelidikan ini membuat pemerintah merasa yakin jika Israel memang terlibat dalam pemalsuan paspor warga Australia," tandas Smith.



Smith mengakui, jika tindakan Israel memalsukan paspor warga Australia bukanlah yang pertama kalinya. Namun ia menolak untuk berkomentar mengenai insiden yang lain. Menurut Smith tindakan Israel tersebut bukanlah bentuk sikap dari "sahabat".(faj)




Sumber berita

Posting Komentar

 
Top