VIVAnews – Para menteri transportasi Uni Eropa akan mengkaji ulang kebijakan larangan terbang di Eropa akibat abu vulkanik, Senin besok, 19 April 2010. Menteri transportasi Inggris, Andrew Adonis, Minggu 18 April 2010, mengatakan, mereka akan membahas apakah penerbangan dapat kembali beroperasi meski abu vulkanik dari Islandia masih berada di atmosfer.



Sejumlah maskapai penerbangan terkemuka Eropa, antara lain KLM, Air France, Lufthansa, dan Austrian Airlines telah melakukan uji coba dengan menerbangkan pesawat tak berpenumpang. Pesawat-pesawat itu berhasil melewati awan abu hasil letusan gunung di kawasan gletser Eyjafjallajokull, Islandia, dengan mulus dan mendarat tanpa mengalami kerusakan mesin.



“Akan ada konferensi melalui video oleh para menteri transportasi negara-negara Eropa pada Senin besok, sehingga kami bisa memeriksa hasil dari uji penerbangan dan melihat apakah ada tindak lanjut mengenai struktur peraturan yang akan memungkinkan penerbangan kembali beroperasi meski masih ada awan abu,” kata Adonis seperti dikutip dari laman stasiun televisi BBC.



“Karena untuk saat ini, himbauan tegas yang berlaku adalah bahwa penerbangan tidak bisa dilakukan saat masih terdapat awan abu,” ujarnya.



Larangan terbang diberlakukan karena kekhawatiran abu vulkanik yang berupa campuran partikel batu, pasir, dan kaca, bisa merusak mesin pesawat. Larangan terbang itu membuat maskapai penerbangan diperkirakan merugi sekitar US$200 juta per hari.



Selain itu, jutaan calon penumpang terkatung-katung selama empat hari. Gangguan penerbangan ini disebut lebih parah dibanding penutupan bandara menyusul serangan 9/11 di Amerika Serikat.



Sekitar 20 negara di Eropa menutup wilayah udara masing-masing, dan beberapa di antaranya memperpanjang pemberlakuan larangan terbang hingga Senin besok. Menurut pakar cuaca, pola angin akan membuat awan abu tidak akan bergerak menjauh hingga akhir pekan depan.



• VIVAnews



Posting Komentar

 
Top