Sumber beritaMayoritas pengguna komputer di Indonesia ternyata sangat rentan oleh serangan virus komputer. Pasalnya, sekitar dua pertiga pengguna komputer di Indonesia, sama sekali tidak terlindungi oleh software antivirus.



Hal itu diutarakan oleh Peter Baxter, AVG Vice President Sales Asia Pacific, dalam acara jumpa dengan media, di Hotel JW Mariott Kuningan Jakarta, 1 Maret 2010.



"60 persen dari pengguna komputer di Indonesia, tidak memiliki antivirus resmi," kata Peter. Sementara 20 persen komputer lainnya, hanya menginstal antivirus versi percobaan (trial version).



Baru selebihnya, yang menggunakan antivirus yang resmi, baik yang berbayar maupun yang gratis. Hal ini kata Peter, sangat membahayakan pengguna komputer.



Pasalnya, ancaman komputer sudah begitu canggih. "Para penjahat cyber kini merupakan sebuah kelompok yang sangat terorganisir. Mereka bukan sekadar hacker iseng yang cuma ingin senang-senang," kata Peter.



Apalagi, ancaman tersebut banyak mengincar para pengguna komputer yang gemar mengakses situs jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, LinkedIn, dan lain sebagainya.



Untuk itu, Peter menyarankan pengguna komputer di Indonesia melengkapi komputer mereka dengan program-program antivirus resmi dan meninggalkan software bajakan, karena biasanya software bajakan tidak terupdate dengan sistem keamanan yang mutakhir.



Menurutnya, Indonesia merupakan salah satu pangsa pasar yang besar. Indonesia, kata Peter, merupakan salah satu pengguna software anti-virus AVG terbesar di Asia.



Untuk meningkatkan pengawasan ancaman keamanan di kawasan Indonesia dan Malaysia, kata Peter, setahun lalu AVG mendirikan support center di Kuala Lumpur Malaysia, yang diperkuat oleh 80 staf. "Indonesia adalah salah satu kawasan yang penting bagi kami," kata Peter.



• VIVAnews

Posting Komentar

 
Top