VIVAnews - Masa menopause boleh jadi merupakan masa yang tidak mengenakkan bagi wanita. Tubuh yang tidak lagi memproduksi hormon estrogen membuat hubungan seks terasa menyakitkan dan membuat wanita rentan terkena berbagai macam penyakit berbahaya.



Seorang wanita memiliki hormon estrogen dan progesteron yang mengontrol produksi sel telur sejak tahap embrio di dalam kandungan. Seiring waktu, jumlah sel telur akan mati sejak dalam kandungan, lahir, kanak-kanak hingga mengalami menstruasi.



Menurut Obstetrik dan Ginekolog RS Siloam d Lippo Karawaci dr Hendro Sudarpo, setelah masuk masa remaja dan mengalami mentruasi, sel telur yang luluh setiap bulan hanya satu. Siklus meluluhnya sel telur lewat mentruasi akan dialami wanita hingga memasuki masa menopause.



Saat menopause, produksi hormon estrogen wanita terhenti. Saat inilah berbagai masalah terjadi. Mulai dari peruabahan suasana hati hingga hubungan seksual. Dalam hubungan seksual misalnya, wanita sering merasakan sakit akibat organ intim menjadi kering. Akibatnya hubungan intim dengan suami menimbulkan rasa sakit dan luka.



Untuk mengatasi hal itu, menurut dr. Hendro ada tiga cara yang umumnya dilakukan. Pertama, menggunakan krim atau jelly saat melakukan hubungan seks dengan pasangan. "Krim atau jelly sifatnya lokal namun pasangan mengeluhkan karena cukup merepotkan," katanya di Senayan City, Kamis, 18 Februari 2010.



Cara lain yang umum digunakan menurut dr. Hendro dengan melakukan Terapi Sulih Hormon (HRT). Terapi ini dilakukan dengan menyuntikkan sejumlah hormon estrogen ke dalam tubuh wanita yang telah menopause.



"Di kalangan dokter HRT masih menimbulkan kontroversi, karena diduga suntikan estrogen merupakan penyebab terjadinya kanker endometrium dan payudara," ungkapnya. Untuk menghindari hal tersebut, biasanya wanita yang akan mendapatkan HRT harus membeberkan riwayat kesehatan keluarga dan dirinya. "Apabila ada keluarga atau wanita tersebut memiliki riwayat kista atau tumor, HRT tidak dianjurkan," katanya.



Pasalnya, estrogen diduga meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara dan indung telur. Dia juga menyebutkan selama menjalani terapi sulih hormon estrogen, wanita perlu mendapat asupan kalsium yang cukup. Sebab di masa manopause, hilangnya estrogen akan mempengaruhi penyerapan kalsium oleh tubuh.



Menurut dr. Hendro, ada satu cara efektif dan murah agar wanita dapat menikmati hubungan seksual tanpa risiko gangguan kesehatan. "Penelitian membuktikan foreplay yang baik dan cukup sebelum hubungan intim dengan wanita yang telah memasuki masa menopause terbukti paling efektif," katanya.



Dia menganjurkan selain melakukan foreplay yang cukup, hubungan intim bisa dibantu dengan krim atau jelly.



• VIVAnews

Posting Komentar

 
Top