-Menyambangi Rescue and Fire Fighting Unit di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, tak ubahnya menengok kuburan tanpa nisan.

Bukan kuburan manusia, melainkan kuburan bagi bangkai-bangkai pesawat yang sudah tak lagi mengangkasa.

Tidak semua orang bisa menengok kuburan pesawat di bandara yang masuk kelompok 10 besar bandara tersibuk dunia. Sebab, untuk bisa masuk ke Rescue and Fire Fighting Unit, harus mengantongi izin khusus dari pengelola bandara yakni Angkasa Pura II. Penjagaannya pun terbilang ketat dengan dua lapis gerbang pengaman di mana salah satunya dijaga petugas TNI.

Sekitar 50-100 meter setelah melewati pos pengamanan, satu per satu bangkai pesawat mulai menampakkan diri. Satu unit Pesawat Bouraq tipe 737-200 teronggok tak berdaya. Pesawat dengan kapasitas penumpang sekitar 200 orang itu menjadi penghuni tertua di komplek kuburan pesawat Bandara Soekarno Hatta. Terhitung sejak bangkrut pada 2005 atau sekitar sepuluh tahun lalu.

Meski sudah terparkir di sana selama satu dekade, pesawat milik maskapai Bouraq itu masih mudah dikenali lantaran corak warna dan nama maskapai masih terlihat jelas. Rata-rata, bangkai-bangkai pesawat itu masih bisa dikenali dengan terteranya nama maskapai di badan pesawat. Hanya sekitar 5 bangkai pesawat yang sulit dikenali karena badan pesawat sudah berlumut dan terkapar di tengah rimbunnya rumput liar. (Merdeka.com)

Posting Komentar

 
Top