JAKARTA – Pelapor Khusus PBB untuk Kondisi Hak Asasi Manusia (HAM) Korea Utara, Marzuki Darusman, mengkritik pemberian Soekarno Award kepada Pemimpin Korut Kim Jong-un beberapa waktu lalu. Marzuki menganggap penghargaan tersebut sangat controversial, mengingat berbagai pelanggaran HAM terjadi di sana.
“Pemberian Soekarno Center kepada Kim Jong-un kontroversial dan menjadi beban bagi jutaan-puluhan juta rakyat Korut,” kata Marzuki saat membuka Pekan HAM Korut, Selasa 15 September 2015.
Marzuki menjelaskan bahwa banyak terjadi pelanggaran hak terhadap rakyat di Korut. Kelaparan yang terjadi akibat kesalahan kebijakan merampas hak warga Korut untuk bisa menikmati makanan. Kelaparan ini menyebabkan sedikitnya 1 sampai 1,5 juta takyat Korut meninggal pada 1990-an.
Selain itu, pelanggaran hak untuk berbicara, diskriminasi terhadap perempuan, dan larangan untuk bergama juga diterapkan di negara totaliter tersebut. Bahkan dalam laporan PBB disebutkan bahwa pelanggaran HAM yang terjadi di Korut bukanlah sebuah ekses dari kebijakan melainkan bagian penting dari kebijakan politik yang diterapkan pemimpin-pemimpinnya.
Keluarga Kim yang menjadai penguasa Korut sejak 1950-an memainkan peran dalam semua pelanggaran HAM yang terjadi di sana, termasuk penculikan terhadap warga negara asing yang diduga akan dimanfaatkan untuk dijadikan mata-mata.
Semua hal tersebut menjadikan pemberian penghargaan kepada Kim Jong-un bersifat sangat controversial. Terlebih lagi Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi HAM.
(Okz/hmr)

Posting Komentar

 
Top