SEMARANG - Bangunan candi diduga peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang ditemukan di tengah kebun kopi di Dukuh Duduhan, Mijen, Semarang, Jawa Tengah, kondisinya memprihatinkan.
Selain bangunan candi sudah tertimbun tanah dan nyaris rata dengan permukaan tanah, beberapa bagian penting candi sudah hilang akibat ulah tangan-tangan tak bertanggungjawab.
Seorang warga di Desa Mijen, Sunar, menyatakan dulu ketika ia masih kecil, di lokasi bangunan candi berdiri arca Dewa Ganesha setinggi satu setengah meter.
"Tapi patung itu hilang dicuri. Katanya dibawa ke Jakarta," kata Sunar seraya mengingat patung gajah itu hilang sekitar tahun 1987, Semarang, Jawa Tengah, Senin (28/9/2015).
Sunar menyatakan sebenarnya di daerah Dukuh Duduhan ada candi lagi yang tidak jauh dari candi yang sedang digali tim arkeolog nasional. "Kalau di sana, ada patung perempuan cantik. Lagi tersenyum. Tapi patungnya juga sudah hilang," ungkap pria berusia 60-an tahun itu menegaskan.
Saat dikonfirmasikan ke Ketua Tim Pusat Penelitian Arkeolog Nasional, Agustijanto, ia menyatakan patut diduga patung tersebut merupakan Dewi Durga. "Itu Dewi Durga," tegas Agustijanto.
Menurut Agustijanto, candi dengan arca Ganesha yang sedang digali itu berhubungan dengan candi dengan arca Dewi Durga.
Agustijanto menyatakan biasanya kuil pemujaan umat Hindu membentuk Pantheon yang masing-masing berisi arca Dewa Siwa, arca Dewi Durga, arca Dewa Ganesha, dan arca Agastia. "Ciri-ciri candi Hindu itu biasanya begitu," terang Agustijanto.
Sebelumnya di lokasi penggalian candi, Agustijanto menyatakan candi dengan arca Ganesha merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. "Kita melakukan penelitian untuk membuktikan memang ada bangunan candi. Dan memang ada struktur tersisa bangunan candi di sini," kata Agus.
Menurut Agus, sebenarnya informasi soal keberadaan candi di Dukuh Duduhan itu sudah diketahui PPAN sejak tahun 1976. "Ini bukan baru sebenarnya. Tahun 1976 kantor kami sudah survei ke sini terkait gundukan tanah batu bata. Tapi waktu itu belum ada tindak lanjut," terang Agus.
Penggalian tanah sudah dilakukan PPAN sejak Jumat pekan lalu. Dari pantauanOkezone, lokasi candi berada di tengah-tengah kebun kopi milik Sutopo, warga RW 5 Kelurahan Mijen.
Penggalian sudah dilakukan setenggah jalan dan mulai terlihat gundukan batu bata yang tertata membuat sebuah bangunan. Menurut Agus, dari karakteristik yang terlihat dari bebatuan candi terlihat gaya seni Jawa Tengah kuno.
"Kelihatan gaya seni Jawa Tengah periode Mataram Kuno antara 8 sampai 10 masehi," beber Agus seraya menyatakan bahwa periode Mataram Kuno dimulai dari Raja Sanjaya, Panangkaran, dan Rakay Pikatan.
Posting Komentar