YOGYAKARTA - Wali Kota non-aktif Surabaya Tri Rismaharini memberikan kuliah perdana kepada mahasiswa baru program pascasarjana Universitas Gajah Mada (UGM) di Grha Sabha Pramana, Selasa (25/8/2015).

Di hadapan para mahasiswa baru ini, Risma mengisahkan perjalanannya mengubah wajah Surabaya. Risma menuturkan, saat pertama kali menjabat sebagai wali kota, kondisi Surabaya saat itu sangat kotor, banyak sampah dan nyamuk.

Melihat kondisi itu, Risma lalu berkomitmen untuk mengubah Surabaya menjadi lebih bersih. Untuk merealisasikan Surabaya lebih baik, dia pun tak segan turun langsung ke lapangan untuk memberi contoh.

"Saya bersihin sendiri. Warga akhirnya jadi sungkan dan ikut membersihkan," ungkap Risma.

Menurut perempuan yang kembali maju dalam Pilwali Surabaya 9 Desember mendatang ini, perubahan Surabaya dimulai dengan cara membangun budaya masyarakatnya. Hasilnya, perlahan-lahan kampung dan kota bersih dari sampah. Penyakit di Surabaya juga mengalami penurunan drastis.

"Sampah masuk TPA juga sedikit. Kota dan kampung bersih imbasnya penyakit mengalami penurunan," tandasnya.

Selain soal kebersihan, Risma juga membuat pertanian organik di Surabaya. Saat ini. pertanian organik sudah bisa memenuhi kebutuhan sayuran di Surabaya. Risma juga menceritakan keberhasilannya mengubah Gang Dolly. Gang yang awalnya terkenal seantero negeri sebagai tempat prostitusi itu diubahnya menjadi pusat kerajinan dan batik.

Kerajinan dan batik lanjutnya merupakan hasil karya warga setempat yang sebelumnya mengikuti pelatihan.

"Dulu saya latih untuk menghasilkan kerajinan, seperti keset, batik dan lain-lain. Sekarang hasil kerajinan sudah diekspor," pungkasnya.


(Kompas.com/sw)

Posting Komentar

 
Top