JAKARTA, KOMPAS.com - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jakarta menganggap penggusuran warga Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, sebagai aksi strategis yang tidak manusiawi.

Deputi Internal Walhi Jakarta, Zaenal Muttaqin menyampaikan pandangannya kepada Kompas.com, Jumat (21/8/2015), terkait penggusuran yang dilakukan Satpol PP dan aparat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terhadap 500 kepala keluarga (KK) Kampung Pulo.

"Jika dibandingkan dengan upaya Joko Widodo (Jokowi) ketika me-lobby warga di Solo untuk menata ulang kotanya, maka yang dilakukan Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) saat ini terhadap warga Kampung Pulo sangatlah berbeda. Sangat tidak manusiawi," ujar Zaenal.


Ahok, tambah Zaenal, seharusnya memiliki kesabaran lebih dalam melakukan negosiasi marathon dengan warga Kampung Pulo agar kekerasan dapat dihindari.
Perbedaan lainnya, jika dibandingkan dengan tindakan terhadap rumah makan, hotel, dan apartemen di bantaran Kali Pesanggrahan ataupun di Pluit, tindakan kekerasan terhadap warga Kampung Pulo dapat dilihat sebagai bentuk ketidakadilan yang dilakukan Ahok.

"Kampung pulo merupakan salah satu titik konsentrasi bantuan maupun pemberitaan media massa jika banjir melanda Jakarta. Alasan ini tidak serta merta menjadi dasar atas tindakan kekerasan tersebut," tandas Zaenal.


Jakarta saat ini memang memiliki permasalahan lingkungan yang akut. Penyelesaian krisis lingkungan oleh Pemprov Jakarta harus dikerjakan dengan mengedepankan pelaksanaan hak asasi manusia (HAM) dan aturan lainnya.

"Dengan begitu Walhi Jakarta memandang bahwa tindakan Pemprov DKI Jakarta sangatlah tidak bijak, dan manusiawi," ucap Zaenal.

Sebelumnya diberitakan, terjadi bentrokan antara petugas Satpol PP dan aparat Pemprov DKI Jakarta dengan warga Kampung Pulo di Jalan Jatinegara Barat. Bentrokan terjadi setelah negosiasi antara warga dan petugas gagal mencapai kesepakatan. 
 


(Kompas.com) 

Posting Komentar

 
Top