JAKARTA - Pelaku pembunuhan sekretaris Dirut XL, Andi Wahyudi, beralasan bahwa tindakannya menghabisi nyawa korban, Heryantira (Rian) dilatarbelakangi oleh persoalan seksual. Namun, psikolog seksual Universitas Gadjah Mada (UGM), Profesor Kuncoro menilai pengakuan tersebut hanya sekadar alibi.
"Apa yang terucap tidak selalu kenyataan, itu alibi," ujar Kuncoro kepada Okezone, Selasa (11/8/2015).

Guru besar Fakultas Psikologi UGM itu menambahkan, dalam kasus yang terjadi pada Oktober 2014 silam tersebut justru muncul kecenderungan pelaku untuk menguras harta benda korbannya. Terlebih setelah Andi, telah bergaul cukup dekat dengan Rian dan mengetahui jabatan serta penghasilan sekretaris dirut perusahaan telekomunikasi tersebut.

"Saya melihat pelaku main api. Dia goda, sehingga bisa bergaul lebih dekat dan bisa menghasilkan uang. Apalagi korban sebagai asisten dirut, di situ ada peluang," imbuhnya.
Kuncoro menegaskan, motif bisa dilihat dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang.

 Khusus dalam kasus pembunuhan Rian, ia melihat kecenderungan pelaku yang menguras habis harta korbannya. "Semua harta bendanya diambil, saya kira itu yang terjadi, yang namanya motif hanya bisa diketahui kalau itu berulang," pungkasnya.

Seperti diketahui, Rian dihabisi di kamar nomor 5 Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat. Usai menghabisi nyawa korban, Andi lantas membawa kabur mobil, tabungan, serta uang tunai korban senilai ratusan juta rupiah.(ris)

(Okz/fid)

Posting Komentar

 
Top