YOGYAKARTA - Tak ada yang berbeda jika melihat penampakan fisik Madrasah Ibtidaiyah (MI) Wonosobo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, DIY dari luar.
Perbedaan baru terasa ketika memasuki ruang kelas yang ternyata tak memajang foto Presiden dan Wakilnya, Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK).
Alasannya, karena keterbatasan biaya operasional. "Memang kondisi sekolah kami seperti ini," kata Susanto, salah seorang Guru wali kelas VI saat dihubungi, Minggu (2/8/2015).
Meja dan kursi di kelas I sampai IV juga tampak usang. Pekat debu muncul dari lantai yang sudah mulai pecah berserakan.
Lemari yang biasa digunakan untuk menyimpan buku dibiarkan terbuka tanpa ada buku di dalamnya.
Sedangkan kondisi yang lebih baik terdapat di kelas V dan VI yang mulai diperbaiki dengan lantai keramik.
Selain itu, kondisi bangunan juga tak kalah memprihatinkan. Dinding sekolah yang dibangun sejak 1987 itu tampak sejumlah retakan.
Selain ketakutan jika sewaktu-waktu bangunan tersebut akan rubuh, para siswa juga selalu dibayangi masalah kekurangan buku pelajaran.
"Lantai di kelas II di SD ini sudah miris kondisinya karena sudah rusak.Bahkan dari kelas tersebut dapat melihat ke kelas yang lain karena dinding yang kami gunakan sudah berlubang besar," jelas Susanto.
Terkait tidak adanya foto Jokowi-JK di kelas, Kepala sekolah MI Wonosobo Heri Mustofa, menjelaskan bahwa pihaknya belum bisa membeli karena hanya mengandalkan dana BOS (Biaya Operasional Sekolah).
Satu-satunya foto yang ada hanya dipasang di ruang Kepala Sekolah, itupun tanpa bingkai.
"Meski kondisi kami memprihatinkan, tetapi prestasi kami tidak kalah dengan sekolah negeri yang ada di sekitar. Bahkan jumlah murid di sini tergolong lebih banyak banyak, dibandingkan 20 sekolah negeri yang ada di Kecamatan Tanjungsari," ungkap Heri.
Dengan keterbatasan bantuan, biaya operasional sekolah jadi tak maksimal. Bahkan, untuk membayar gaji guru yang rata-rata menerima hanya Rp100 ribu hingga Rp300 ribu perbulan saja sering terlambat. "Dari 10 guru kami hanya satu yang PNS, lainnya honorer termasuk saya," ungkap Heri.
Heri percaya, kondisi ini tidak menyurutkan siswanya untuk belajar dan meraih prestasi. ”ya nyaman saja mas, tapi mau gimana lagi kondisinya memang seperti ini," tandasnya. (day)
(Okz/fmh)
Posting Komentar