Dewan Pers Periksa Beberapa Media Online Terkait Kedepankan Kecepatan daripada ..
JAKARTA - Sehubungan dengan Insiden Tolikara, Dewan Pers Indonesia masih mendapatkan pengaduan dibeberapa media online yang sampai saat ini lebih mengedepankan kecepatan daripada verifikasi dalam pemberitaan.
"Kami masih menerima pengaduan. Ada beberapa media online yang dalam pemberitaan lebih mengedepankan kecepatan daripada verifikasi, dalam soal ini (Kasus Tolikara)," ujar Imam Wahyudi, anggota Dewan Pers saat ditemui pada acara diskusi ‘Tolikara dan Jurnalis Positif’, di Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, pada Jumat (31/7/2015)
Saat ini, kata dia, Dewan Pers masih meneliti dan melakukan pemeriksaan terhadap beberapa media online tersebut. Apabila terdapat kesalahan dalam pemberitaannya maka akan dilakukan sidang etik
"Terkait hal itu, kami sedang meneliti dan akan melakukan pemeriksaan. Nantinya akan ada sidang etik," Jelas Imam.
Imam menambahkan, apabila dalam pemberitaan bernada provokatif soal Tolikara maka akan diberikan sanksi sesuai dengan kesalahan yang dilanggar dari media tersebut
"Soal provokatif berarti ada pelanggaran-pelanggaran prinsip dan kode etik yang dilanggar.
Sanksinya, apabila ada yang salah maka harus dikoreksi. Kemudian, mereka harus meminta maaf apabila ada yang tidak berimbang. Dengan proses itu, maka ada hak jawab dan kalo ada hal lain kita akan beri jawaban, dan kita juga akan berikan pernyataan," tambahnya
Dalam hal ini dewan pers mengimbau kepada media harus terus meningkatkan profesionalisme diantara jurnalis dari perusahaan media dan juga masyarakat yang nantinya akan menciptakan iklim sehat di kalangan media sendiri.
"Intinya adalah bahwa pendidikan dan pelatihan harus terus-menerus dilakukan. Karena media tidak hanya memberitakan namun juga menjadi wadah pendidikan bagi masyarakat. Jadi, ada tiga unsur pers yaitu jurnalis, perusahaan, dan masyarakat.
Maka apabila masyarakat cerdas dalam menyikapi media atau apabila ada media yang salah dalam pemberitaannya dan masyarakat bisa menilai dan mengkritik, maka hal itu menunjukkan terciptanya media yang sehat," tutupnya
(Okz/uky/sw)
Posting Komentar