JAKARTA - Anda sering mendengar atasan atau manajer di kantor mengeluh tentang karyawan terbaik mereka yang berhenti dari pekerjaannya. 

Hal tersebut dapat dengan mudah dihindari, yaitu sebuah perspektif baru dan beberapa usaha ekstra kepada atasan. Berikut ini, sembilan hal terburuk yang atasan lakukan yang membuat karyawan terbaiknya mengundurkan diri dari pekerjaannya, seperti dilansir dari laman Business Insider, Sabtu (8/8/2015).

- Terlalu banyak memberi pekerjaan
Rata-rata atasan memberikan tugas tambahan atau lembur kepada karyawannya. Hal tersebut membuat karyawan merasa seolah-olah sedang dihukum karena performanya. Lembur karyawan juga kontraproduktif.

Riset terbaru dari Stanford menyatakan bahwa produktivitas per jam pekerja akan menurun bila melebihi 50 jam per minggu, dan produktivitas menurun tajam ketika melebihi 55 jam kerja bahkan tidak akan mendapatkan apa-apa dalam bekerja.

Jika Anda meningkatkan pekerjaan karyawan berbakat yang dilakukan, Anda akan lebih baik meningkatkan status atasan juga. Karyawan yang berbakat akan mengambil beban kerja yang lebih besar, tetapi atasan tidak akan tinggal jika pekerjaan mereka masih dalam proses.

Kenaikan gaji dan promosi naik jabatan merupakan cara-cara yang dapat diterima untuk meningkatkan beban kerja. Jika atasan hanya meningkatkan beban kerja karena orang berbakat, maka karyawan akan mencari pekerjaan lain yang memberi mereka apa yang mereka layak.

- Tidak mengakui kontribusi dan penghargaan kerja yang baik
Semua orang suka pujian, tidak lebih dari orang-orang yang bekerja keras. Atasan perlu berkomunikasi dengan karyawannya untuk mencari tahu apa yang membuat mereka merasa baik, seperti kenaikan gaji.

Kemudian untuk menghargai karyawannya untuk pekerjaan yang dilakukan dengan baik, maka hal ini yang akan sering terjadi jika Anda melakukannya dengan benar.

- Tidak peduli kondisi karyawannya
Lebih dari setengah dari orang-orang yang meninggalkan pekerjaan karena berhubungan dengan atasan. Perusahaan yang cerdas memastikan atasan tahu bagaimana untuk menyeimbangkan menjadi karyawan yang profesional.

Seperti merayakan keberhasilan karyawan, berempati dengan orang-orang melalui masa sulit, dan bahkan ketika sakit. Atasan yang gagal untuk benar-benar peduli akan selalu memiliki tingkat pengkhianatan tinggi.

- Tidak menghormati komitmen karyawan
Ketika Anda menjunjung tinggi komitmen, Anda tumbuh di mata karyawan karena Anda membuktikan diri untuk dapat dipercaya dan terhormat. Hal tersebut merupakan dua kualitas yang sangat penting.

Tetapi ketika Anda mengabaikan komitmen Anda, maka Anda tidak peduli dan tidak sopan. Setelah semua, jika atasan tidak menghormati komitmen karyawannya, mengapa harus orang lain?

(Okz/rzy)

Posting Komentar

 
Top