Angkatan Laut Italia kemarin (15/8) menggerebek sebuah kapal yang terapung di Laut Mediterania, lalu menemukan fakta mengenaskan. Ratusan imigran asal Libya di kapal itu dalam kondisi keracunan, sedangkan 40 penumpang dipastikan tewas.
 
Laksamana Muda Massimo Tozzi menyatakan para imigran itu berdesakan di lambung kapal dalam kondisi menyedihkan. "Sebagian yang meninggal terendam air, campuran solar, dan kotoran manusia," ujarnya seperti dilansir Channel News Asia.

Para imigran tanpa dokumen ini diduga korban perdagangan manusia yang dijalankan mafia. Hasil wawancara dengan korban selamat, Otoritas Italia menyatatakan setiap penumpang kapal itu harus membayar minimal USD 1.200 (setara Rp 16,6 juta). Mereka diimingi-imingi langsung bekerja di Italia atau negara Eropa lainnya.


Ada informasi, jika mau duduk di ruang mesin atau lambung kapal yang kondisinya tidak layak, maka para imigran tersebut bisa membayar lebih murah. Aturan ini membuat banyak orang akhirnya tewas.

Kepala Operasi Penyelamatan para imigran, Laksamana Pierpaolo Libuffo, mengatakan total penumpang di kapal berbendera Libya itu mencapai 312 orang, termasuk 45 perempuan dan 3 anak-anak.

Angkatan Laut Italia awalnya berusaha menghentikan kapal ini di sisi selatan Pulau Lampedusa, karena sudah terlihat ingin memasuki wilayah mereka secara ilegal. Namun, setelah kapal diperiksa lebih lanjut, tim SAR pun akhirnya dilibatkan.

Ini sudah kedua kalinya terjadi insiden dalam kapal asal Libya yang membawa imigran ke Italia. Sebelumnya, pada Selasa (11/8), 50 warga tanpa dokumen hilang karena memaksakan diri menyeberangi Laut Mediterania hanya dengan kapal karet.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) yang berbasis di Jenewa memperkirakan saban tahun 250 ribu imigran, dari Afrika maupun Asia, menyeberangi Mediterania untuk memasuki wilayah Eropa. Setidaknya 100 ribu imigran masuk ke Italia sepanjang 2015.

[Mdk/ard]

Posting Komentar

 
Top