Pegiat pendidikan sekaligus peraih Nobel Perdamaian termuda Malala Yousafzai kemarin membuka sekolah khusus perempuan di Lembah Bekaa, Libanon, dekat perbatasan Suriah.

Pembukaan sekolah itu bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-18. Malala menjadi terkenal setelah kepalanya ditembak anggota Taliban saat dia pulang sekolah di negeri asalnya, Pakistan, saat usianya 14 tahun.

Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Senin (13/7), dalam kesempatan yang sama Malala mengatakan para pemimpin dunia saat ini gagal menyelamatkan rakyat Suriah.

Dia menuturkan kondisi Suriah saat ini sangat mengkhawatirkan.

"Saya berdiri di sini atas nama 28 juta anak-anak yang tak bisa sekolah karena perang," kata Malala.

"Keberanian dan dedikasi mereka untuk terus bersekolah dalam kondisi sulit telah menginspirasi orang-orang di seluruh dunia dan kini tugas kitalah untuk mendukung mereka."

Sekolah khusus perempuan yang didirikan Malala mampu menampung sekitar 200 siswa. Sekolah itu menawarkan pendidikan dan keterampilan bagi anak perempuan berusia 14 tahun hingga 18 tahun.

"Bukan peluru, tapi buku, yang akan membawa kita kepada kedamaian dan kesejahteraan," kata Malala.

[okz/pan/sw]

Posting Komentar

 
Top