Musim kemarau yang melanda beberapa daerah menyebabkan warga berusaha
berbagai cara untuk dapat bertahan hidup. Ada yang bertahan dengan rela
menempuh jarak jauh untuk mendapatkan air bersih. Yang paling miris,
seorang warga yang menempuh ratusan kilometer, harus tewas seusai mandi
di sungai.
Juri, seorang kakek tua asal Malang,
Jawa Timur, berjalan bolak-balik memikul jerigen demi air. Sehari-hari,
pria tanpa anak ini harus tiga kali bolak-balik memikul air dari
kampung sebelah yang berjarak 2,5 kilometer, demi memenuhi kebutuhan air
bersih untuk istri dan kakaknya yang tinggal serumah.
Juri
adalah salah satu warga Dusun Blandit Timur, Kecamatan Singasari,
Kabupaten Malang. Sudah sebulan terakhir, daerahnya mengalami kesulitan
mendapatkan air bersih. Dia harus memikul air dari kampung tetangga,
Kampung Banyol.
Tandon dekat rumah Juri yang selama ini menjadi
tumpuan warga, tidak lagi keluar air. Debit dari mata air berkurang
drastis karena kekeringan. Air yang selama ini dialirkan melalui pipa
paralon tidak sampai ke tandon dekat rumah.
Adapula masyarakat di
Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, memilih mandi menggunakan air
keruh. Salah seorang warga, Rokhim mengambil air kolam di bekas lahan
persawahan yang digali berwarna hijau dan beraroma lumpur dan dipenuhi
ranting yang sudah busuk.
Dengan adanya kekeringan, sebagian
warga mengambil air dengan menggunakan dua jerigen yang diangkut dengan
kendaraan roda dua. Sebagian warga lainnya memasang selang hingga
beratus-ratus meter yang dialirkan dengan menggunakan mesin pompa air
dari kolam ke permukiman.
Namun yang terparah, saat empat warga
Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu tenggelam dan ditemukan tewas
seusai mandi di sungai. Mereka pergi ke sungai yang jauh dari pemukiman
untuk sekadar mandi.
Berdasarkan keterangan Kepolisian Resor
Kabupaten Mukomuko dan warga setempat, di Mukomuko, empat korban
tenggelam itu adalah Helian (38), dan tiga orang berstatus pelajar,
yakni Tia Mutaqkip (14), Salsabila (15), dan Aura (16).
Dia
menyebutkan, warga tersebut hanyut di sungai Desa Pulau Makmur yang
berjarak sejauh 170 kilometer dari Kota Bengkulu. Dia mengatakan,
berdasarkan keterangan saksi, korban hanyut saat sedang mandi bersama
rekannya di sungai tersebut.
Sedangkan korban lainnya, yakni Tia
Mutaqkib, tenggelam di Bendungan Air Manjuto, Sabtu (18/7), sekitar
pukul 16.00 WIB. Korban baru ditemukan pada Minggu (19/7) pukul 09.23
WIB.
[Mdk/gil/sw]
Posting Komentar