Warga Korsel memakai masker di tempat-tempat umum sebagai langkah pencegahan terhadap virus MERS.
Wabah MERS (Middle East Respiratory Syndrome) di Korea Selatan besar dan kompleks. Karena itu, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kasus-kasus baru harus diantisipasi.
Berbicara di Seoul setelah selama seminggu melakukan penyelidikan,
Keiji Fukuda selaku asisten direktur jenderal untuk keamanan kesehatan
WHO mengatakan pihaknya tidak memiliki bukti bahwa penularan virus MERS
tengah berlangsung di Korsel.
Meski demikian, dia mendesak
pemerintah Korsel untuk mempertahankan pengawasan yang ketat, termasuk
melacak siapa saja yang pernah bersentuhan dengan pasien MERS sekaligus
memberlakukan larangan perjalanan terhadap pasien yang diduga mengidap
MERS.
"Karena wabah ini besar dan kompleks, kasus-kasus baru harus
diantisipasi," kata Fukuda, yang merupakan dokter spesialis wabah
influenza.
Berdasarkan pemantauan WHO, terdapat sejumlah faktor
yang berkontribusi pada wabah MERS di Korsel, antara lain jumlah pasien
di bangsal rumah sakit dan ruang gawat darurat terlalu banyak, kebiasaan
dokter yang berkunjung ke banyak tempat, dan keterbatasan pengenalan
dokter akan virus MERS.
Pemerintah Korsel didesak untuk melakoni langkah pencegahan agar virus MERS tidak semakin mewabah.
Sejauh ini sebanyak 14 pasien telah meninggal dunia dan 138 lainnya telah terjangkit virus MERS di Korsel.
Untuk mencegah penularan, pemerintah Korsel memutuskan untuk menutup 2.900 sekolah dan mengarantina sedikitnya 3.680 orang.
Lebih jauh, Bank sentral Korea Selatan telah memangkas suku bunga 0,25 poin menjadi 1,5%. Langkah ini dilihat sebagai upaya membendung jatuhnya ekonomi karenawabah MERSdi Korea Selatan. Detik.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar