AMSTERDAM – Tak semua pemain ternyata menyukai gaya
melatih dan filosofi Louis van Gaal. Padahal, tangan dingin pelatih
bergelar si Tulip Besi ini tak perlu diragukan lagi, terutama apabila
melihat sederet prestasi yang sudah ia dapatkan bersama klub maupun
Timnas Belanda yang pernah ia tangani.
Mark van Bommel salah satunya. Pria yang semasa menjadi pemain berposisi sebagai gelandang itu sempat menjadi anak asuh Van Gaal saat berada di Bayern Munich. Klimaksnya, Van Bommel pun memutuskan bergabung dengan AC Milan pada jendela transfer musim dingin 2011.
Van Bommel saat itu berstatus sebagai kapten Die Roten. Namun rasa tidak suka yang begitu besar, membuat pria kelahiran Maasbracht, Belanda itu memilih berlabuh di San Siro dengan status free transfer. Berikut gambaran Van Bommel terhadap pelatih yang kini memimpin skuad Manchester United, seperti dilansir Daily Mail.
“Ketika Van Gaal pertama kali datang, perubahan besar terjadi di klub. Sebelumnya, kami dilatih oleh Jürgen Klinsmann, kemudian Van Gaal datang segalanya berubah. Dia ingin mengubah seluruh klub! Saat itu juga terjadi perubahan kultur dari Jerman ke Belanda.”
“Metode melatihnya sangat berbeda dan kami sempat bermasalah dengan hal itu pada awalnya. Ia juga sempat berselisih dengan stakeholder. Namun, segalanya kemudian membaik pada Oktober saat kami menang.”
“Di atas lapangan, dia tampak hebat. Namun di luar lapangan, ia merupakan pribadi yang sulit ditebak. Dia memiliki segala cara dan semua harus mengikuti caranya.
Semua orang mengetahui apa yang diinginkannya. Saya sempat bermasalah dengannya pada Desember 2010 dan memutuskan untuk bergabung ke AC Milan pada Januari 2011. Saya adalah kapten tim (Bayern Munich) saat itu dan sangat aneh harus berpindah klub di musim dingin. Tapi saya tidak menyesal mengambil keputusan itu.”
“Cara melatih orang Belanda adalah kami berpikir kami bisa tampil menyerang dan mengalahkan lawan. Semua harus tampil baik, dengan atau tanpa bola. Para pemain juga harus memiliki fisik, teknik, dan pengetahuan taktik yang baik. Kami ingin menjadi yang terbaik di seluruh aspek, itulah cara melatih orang Belanda.”
“Terkadang memenangan pertandingan dengan bermain buruk juga perlu. Namun, Van Gaal hanya konsentrasi untuk menjadi yang terbaik. Jika timnya kalah tapi mereka bermain baik, maka itu baik-baik saja baginya.”
(Okezone.com)
Mark van Bommel salah satunya. Pria yang semasa menjadi pemain berposisi sebagai gelandang itu sempat menjadi anak asuh Van Gaal saat berada di Bayern Munich. Klimaksnya, Van Bommel pun memutuskan bergabung dengan AC Milan pada jendela transfer musim dingin 2011.
Van Bommel saat itu berstatus sebagai kapten Die Roten. Namun rasa tidak suka yang begitu besar, membuat pria kelahiran Maasbracht, Belanda itu memilih berlabuh di San Siro dengan status free transfer. Berikut gambaran Van Bommel terhadap pelatih yang kini memimpin skuad Manchester United, seperti dilansir Daily Mail.
“Ketika Van Gaal pertama kali datang, perubahan besar terjadi di klub. Sebelumnya, kami dilatih oleh Jürgen Klinsmann, kemudian Van Gaal datang segalanya berubah. Dia ingin mengubah seluruh klub! Saat itu juga terjadi perubahan kultur dari Jerman ke Belanda.”
“Metode melatihnya sangat berbeda dan kami sempat bermasalah dengan hal itu pada awalnya. Ia juga sempat berselisih dengan stakeholder. Namun, segalanya kemudian membaik pada Oktober saat kami menang.”
“Di atas lapangan, dia tampak hebat. Namun di luar lapangan, ia merupakan pribadi yang sulit ditebak. Dia memiliki segala cara dan semua harus mengikuti caranya.
Semua orang mengetahui apa yang diinginkannya. Saya sempat bermasalah dengannya pada Desember 2010 dan memutuskan untuk bergabung ke AC Milan pada Januari 2011. Saya adalah kapten tim (Bayern Munich) saat itu dan sangat aneh harus berpindah klub di musim dingin. Tapi saya tidak menyesal mengambil keputusan itu.”
“Cara melatih orang Belanda adalah kami berpikir kami bisa tampil menyerang dan mengalahkan lawan. Semua harus tampil baik, dengan atau tanpa bola. Para pemain juga harus memiliki fisik, teknik, dan pengetahuan taktik yang baik. Kami ingin menjadi yang terbaik di seluruh aspek, itulah cara melatih orang Belanda.”
“Terkadang memenangan pertandingan dengan bermain buruk juga perlu. Namun, Van Gaal hanya konsentrasi untuk menjadi yang terbaik. Jika timnya kalah tapi mereka bermain baik, maka itu baik-baik saja baginya.”
(Okezone.com)
Posting Komentar