SOUSSE - Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah
(ISIS) mengklaim sebagai biang tragedi berdarah di kala Ramadan di
sebuah hotel di kawasan pantai di Sousse, Tunisia, hari Jumat kemarin.
Sebanyak 39 orang yang sedang berlibur tewas diberondong senapan
Kalashnikov.
Pelakunya adalah seorang pria bersenjata yang menyamar sebagai turis. Dia menyembunyikan senapan di dalam payung dan mengumbar tembakan setelah masuk ke hotel di kawasan pantai. Beberapa korban tewas di antaranya warga asing asal Inggris, Jerman dan Belgia.
Para wisatawan yang ketakutan, berlari untuk mencari perlindungan setelah tembakan dan ledakan terjadi di Hotel Imperial Marhaba di Sousse, sekitar 140 km (90 mil) sebelah selatan Ibu Kota Tunis, Tunisia.
Banyak mayat wisatawan tergeletak di pasir. Sebagian ditutup dengan handuk dan selimut. Bercak-bercak darah juga belum dihilangkan.
”Ini selalu tempat yang aman, tapi hari ini adalah horor,” kata seorang wisatawan Irlandia yang hanya memberikan nama depannya, Anthony.”Dia (pelaku) mulai muncul di pantai dan pergi ke lobi (hotel), membunuh dengan darah dingin,” lanjut dia, seperti dikutip Reuters, Sabtu (27/6/2015).
Kelompok ISIS melalui Twitter merilis tiga foto sebagai klaim pelaku tragedi Ramadan berdarah di Tunisia. Foto itu menunjukkan seorang pria yang tampak dari belakang berjalan menyusuri jalan sembari memegang senapan serbu.
”Saudara kami, prajurit dari ‘Khilafah’, Abu Yihya al-Kairouni, mencapai sasarannya di Imperial Hotel,” bunyi klaim ISIS. Kelompok ini meyebut hotel yang diserang adalah “rumah bordil” dan para korbannya dianggap kafir.
Rafik Chelli, seorang pejabat senior Kementerian Dalam Negeri Tunisia, mengatakan si penembak telah tewas. Sumber keamanan Tunisia menyatakan, pelaku serangan adalah Saifeddine Rezgui, seorang mahasiswa teknik listrik berusia 23 tahun.
(Okezone.com)
Pelakunya adalah seorang pria bersenjata yang menyamar sebagai turis. Dia menyembunyikan senapan di dalam payung dan mengumbar tembakan setelah masuk ke hotel di kawasan pantai. Beberapa korban tewas di antaranya warga asing asal Inggris, Jerman dan Belgia.
Para wisatawan yang ketakutan, berlari untuk mencari perlindungan setelah tembakan dan ledakan terjadi di Hotel Imperial Marhaba di Sousse, sekitar 140 km (90 mil) sebelah selatan Ibu Kota Tunis, Tunisia.
Banyak mayat wisatawan tergeletak di pasir. Sebagian ditutup dengan handuk dan selimut. Bercak-bercak darah juga belum dihilangkan.
”Ini selalu tempat yang aman, tapi hari ini adalah horor,” kata seorang wisatawan Irlandia yang hanya memberikan nama depannya, Anthony.”Dia (pelaku) mulai muncul di pantai dan pergi ke lobi (hotel), membunuh dengan darah dingin,” lanjut dia, seperti dikutip Reuters, Sabtu (27/6/2015).
Kelompok ISIS melalui Twitter merilis tiga foto sebagai klaim pelaku tragedi Ramadan berdarah di Tunisia. Foto itu menunjukkan seorang pria yang tampak dari belakang berjalan menyusuri jalan sembari memegang senapan serbu.
”Saudara kami, prajurit dari ‘Khilafah’, Abu Yihya al-Kairouni, mencapai sasarannya di Imperial Hotel,” bunyi klaim ISIS. Kelompok ini meyebut hotel yang diserang adalah “rumah bordil” dan para korbannya dianggap kafir.
Rafik Chelli, seorang pejabat senior Kementerian Dalam Negeri Tunisia, mengatakan si penembak telah tewas. Sumber keamanan Tunisia menyatakan, pelaku serangan adalah Saifeddine Rezgui, seorang mahasiswa teknik listrik berusia 23 tahun.
(Okezone.com)
Posting Komentar