BANDUNG - Sepintas bengkel di area SLBN Cicendo Kota Bandung itu tampak tak berbeda dengan bengkel sepeda motor pada umumnya. Peralatan perbengkelan berserakan dan tentu saja terdapat sepeda motor yang sedang "digarap".

Saat Okezone berkunjung ke lokasi, terlihat empat mekanik berusia belasan tahun sedang serius merakit sepeda motor matik. Sepeda motor itu akan dimodifikasi dari yang tadinya roda dua menjadi roda tiga.

Dalam keseriusan bekerja, justru tak ada suara yang keluar dari mereka. Keempatnya hanya berbicara menggunakan bahasa isyarat. Itu karena mereka memiliki keterbatasan dalam berbicara.

Meski terbatas dalam berbicara, empat mekanik tersebut tampak cekatan saat memodifikasi sepeda motor. Mereka bahu-membahu memodifikasi sepeda motor itu agar sesuai keinginan konsumen.
Ketika salah seorang mekanik menunjuk salah satu bagian motor, seorang lainnya langsung mengambil kunci yang diperlukan. 

Mereka pun membagi tugas masing-masing agar pekerjaan selesai tepat waktu.

Masih di sekitar lokasi, tampak juga seorang pria dewasa sedang serius mempersiapkan peralatan yang akan dipasang pada sepeda motor. Sesekali, ia memberi instruksi kepada empat remaja di bengkel tersebut.

Okezone lalu menyapa pria tersebut. Dengan ramah ia langsung tersenyum dan mengulurkan tangan saat diajak bersalaman. "Maaf tangannya kotor," kata dia.

Pria itu bernama Anton Taufik. Ia adalah pembimbing bidang keterampilan di SLBN Cicendo. Anton juga merupakan guru bagi para remaja di bengkel itu yang merupakan siswa di sekolah tersebut.
Saat meminta melakukan wawancara seputar bengkel itu, Anton langsung mempersilakan Okezone menunggu beberapa saat. Ia lalu memanggil seorang siswanya dan memberi tanda isyarat dengan tangan.

Ia ternyata meminta siswa tersebut memanggil Djumono yang merupakan sahabatnya. "Harus didampingi sama orang yang mengerti (bahasa isyarat) mengobrolnya. Biar enggak bingung," ucapnya dengan terbata-bata dan memberi bahasa isyarat.

Hanya satu menit, Djumono datang dengan menggunakan kursi roda. Ia yang kemudian menjadi penyambung pembicaraan Okezone dengan Anton melalui bahasa isyarat.

Bengkel itu awalnya hanya sebuah tempat untuk memberikan pelatihan keterampilan bagi para siswa SLBN Cicendo yang tertarik menjadi mekanik. Bengkel itu sendiri ada sejak 2012.

Tapi pada 2013, bengkel tersebut tidak hanya menjadi tempat praktik siswa. Bengkel itu benar-benar menjadi bengkel yang bisa melayani konsumen. Jika ada konsumen yang ingin menyervis sepeda motor, mereka tinggal datang ke bengkel tersebut. Meski begitu, fungsi sebagai tempat pelatihan keterampilan siswa juga tetap berjalan seperti biasa.

Salah satu keunggulan di bengkel ini adalah mampu memodifikasi sepeda motor roda dua menjadi roda tiga yang banyak dipakai oleh difabel atau berkebutuhan khusus. Beberapa sepeda motor sudah berhasil dimodifikasi.

"Pengerjaan modifikasinya sekira satu bulan. Tapi kalau untuk sepeda motor matik itu lebih susah, bisa sampai dua bulan pengerjaannya," jelas Anton.

Melalui bengkel itu, Anton ingin merajut asa bersama siswa SLBN Cicendo. Ia sekaligus ingin menunjukkan kepada publik bahwa keahlian orang berkebutuhan khusus tidak kalah dari orang normal.
(Okezone.com)

Posting Komentar

 
Top