Polisi sempat menurunkan anjing pelacak untuk membantu mengetahui keberadaan Angeline, bocah berusia delapan tahun yang hilang, dan saat ini ditemukan tewas di belakang rumahnya.
Saat diterjunkan anjing pelacak di rumah Angeline, anjing tersebut hanya berputar-putar di sekitar rumah.
Wakil Direktur Polisi Satwa Baharkam Polri, Komisaris Besar Andriyanto Basuno, mengatakan bahwa gelagat anjing berputar-putar di rumah korban merupakan salah satu petunjuk awal keberadaan Angeline.
Selanjutnya, pawang anjing harus mampu menterjemahkan gelagat anjing tersebut. Karena pawang dan anjing pelacak harus memiliki hubungan yang sangat sensitif. 
"Pawang harus bisa membaca gelagat anjing pelacak. Apabila, awalnya ada tanda-tanda, maka dilanjutkan. Lalu, apabila berikutnya ada tanda juga, semua tanda-tanda itu harus diungkap dengan penjelasan pawang dan tim polisi lainnya," ujar Andriyanto. Rabu 10 Juni 2015.
Menurut Andriyanto, apabila kemudian hasilnya diduga terjadi pembunuhan, anjing pelacak mesti diganti. Tetapi, bukan lagi melacak bau dengan anjing pelacak fungsi kriminal umum. Namun, harus diturunkan anjing pelacak SAR Kadaver (anjing pelacak mayat). 
"Namun, sayangnya Polda Bali belum memiliki anjing pelacak SAR Kadaver (anjing pelacak bau mayat)," ungkapnya.
Tetapi, jika Polda Bali sejak awal menurunkan anjing pelacak mayat, Andriyanto yakin jenazah Angeline bisa cepat ditemukan di saat awal-awal dia menghilang. "Sebab, bau mayat itu kan makin menyengat setiap harinya. Dan, pasti terendus oleh anjing pelacak SAR Kadaver," jelas Andriyanto.\

Sumber Vivanews.com

Posting Komentar

 
Top