VIVAnews - Fenomena semburan lumpur muncul pasca gempa 7,2 skala Richter yang mengguncang Aceh, 7 April 2010.



Air bercampur pasir menyembur dari permukaan laut. Sejumlah bongkahan batu berwarna kuning pun terangkat.



Menurut Kepala Pusat Vulkonologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, fenomena tersebut disebut pelulukan, yakni keluarnya fluida dari bawah permukaan tanah.



"Itu fenomena biasa saja pasca gempa," kata Surono ketika dihubungi VIVAnews, Selasa 20 April 2010.



Tak hanya air yang muncrat. "Tapi juga membawa temannya, bisa pasir halus, lempung kuning kecoklatan, batu kerikil," tambah dia.



Mungkinkah ada bongkahan emas yang terangkat? "Kalau emas, tinggal diambil," kata Surono, tertawa.



Saat gempa di Tasikmalaya September lalu, juga terjadi fenomena yang sama. "Keluar air dari bawah permukaan tanah. Biarin saja, nanti berhenti," kata dia.



Begitu juga saat hotel Ambacang amblas ketika gempa mengguncang Padang. "Ambacang ambruk karena di bawah itu banyak tanah terisi air. Begitu tertekan, digoyang, air keluar, tanah mampat, lalu gedung ambles," tambah dia.



Terkait kekhawatiran masyarakat Aceh, bahwa semburan akan menimbulkan daratan baru yang akan menenggelamkan pulau-pulau kecil, Surono mengatakan, tak perlu khawatir.



"Tanah di sana [Aceh] labil, jika ada gempa bumi, seduksi, kalau ada satu sisi muncul, satu sisi tenggelam, wajar saja," kata Surono.



Hal serupa pernah terjadi pasca gempa Nias 2005. "Laut Nias yang bisa untuk surfing menjadi dangkal," papar Surono.



Surono juga menegaskan, apa yang terjadi di Aceh jauh dari fenomena semburan lumpur di Sidoarjo. Fenomena di Aceh tidak bisa disebut mud volcano. Mudah saja menentukan itu mud vulcano atau tidak. Kata dia, harus ada sejarah pernah muncul mud volcano di wilayah tersebut. "Masyarakat tak perlu khawatir, ini fenomena biasa," tambah Surono.



Pasca gempa bumi berkekuatan 7,2 skala Richter yang berpusat di laut Simeulue, warga Kepulaun Banyak, Kabupaten Aceh Singkil dikejutkan dengan ditemukannya semburan lumpur bercampur pasir di kawasan Laut Haloban, pekan lalu. Titik lokasi semburuan berada lima meter di bawah permukaan laut.



Munculnya semburan lumpur tersebut juga sempat membuat panik warga kepulauan Haloban. Pasalnya, beredar kabar akan muncul pulau baru yang akan menengelamkan pulau kecil lainnya. (umi)



• VIVAnews




Sumber berita

Posting Komentar

 
Top