VIVAnews -- George Junus Aditjondro penulis buku "Membongkar Gurita Cikeas" mengaku siap dipenjarakan demi menjaga kerahasiaan orang-orang yang sudah memberikan informasi seputar aliran dana dari Cikeas.



Sumber tidak jelas itulah yang berujung pada pencekalan terhadap dirinya, karena sebagai mantan wartawan George dinilai Pemimpin Redaksi Harian Jurnal Nasional Ramadhan Pohan, dalam menulis tidak dilengkapi data dan sumber akurat saat menulis. Sehingga, tulisan itu tidak layak diterbitkan.



Namun, George berpendapat beda, menurutnya wartawan bisa menulis berita dari sumber yang bisa dirahasikan, asalkan data dan fakta jelas dan lengkap. "Karena saya mantan wartawan, saya mampu dan mengerti hal itu," kata George saat bincang-bincang dengan tvone, Selasa 29 Desember 2009.



Karena itulah, demi untuk melindungi dan membela sumber terpercayanya, George mengaku siap dipenjarakaan demi merahasiakan sumber itu. "Saya bersedia masuk penjara, dan dalam buku ini saya tidak merasa mencemarkan nama baik seseorang, atau siapapun," tegasnya.



Meski demikian, George juga bersedia melakukan revisi ulang isi dari tulisan buku tersebut, terkait protes sejumlah pihak yang dirugikan oleh penulis buku tersebut. "Memang akan ada yang direvisi untuk diperbaiki, dan termasuk juga soal Antara," kata George Junus Aditjondro.



Menurutnya, dalam edisi revisi yang kedua ini memang sudah dibicarakan sebelum oleh pihak penerbit Galang Press. "Semuanya akan disisir kembali dan semua file yang ada akan dilihat lagi, dan ini akan jadi edisi revisi," ujarnya.



Bahkan, Pemimpin Redaksi LKBN ANTARA, Ahmad Muklis Yusuf sudah memintanya untuk segera dilakukan revisi selama 2x24 jam atau akan menghadapi somasi.



"Kami akan mengajukan somasi kepada penulis langsung siang ini juga dan saya mohon 2X24 jam segera direvisi buku tersebut," tuturnya.



• VIVAnews

Posting Komentar

 
Top