Klub ini mencoba menjodohkan beberapa perempuan dengan satu laki-laki. Hah!

Di Indonesia saat ini sedang naik daun acara perjodohan di sebuah stasiun televisi swasta. Namun ajak mak comblang di Malaysia ternyata lebih 'canggih'.

Seperti dimuat laman ABC, Jumat 2 Oktober 2009, negeri jiran memiliki klub bernama 'Ikhwan Polygami Club', yang mencoba menjodohkan beberapa perempuan dengan satu laki-laki. Hah!

Dengan dalih atas nama ajaran Islam, klub itu berdalih mereka membantu perempuan yang terisolasi dan termarjinalisasikan, seperti janda-janda dan eks pekerja seks komersial.

Klub ini terhitung baru, baru sebulan didirikan oleh Hatijah Aam, yang berpendapat bahwa poligami adalah sesuatu yang indah. Hatijah Aam adalah satu dari empat istri Ashaari Muhammad, mantan pemimpin sekte Al Arqam, yang organisasinya dilarang pemerintah Malaysia pada tahun 1994. Dari pernikahan poligami sang pendiri, lahir 38 anak dan 200 cucu.

Klub poligami punya ribuan pendukung, kebanyakan datang dari klan pendirinya. Klub juga menyediakan konseling dan training untuk para anggotanya. Ada 40 pelatih dan motivator yang dimiliki klub tersebut.

"Secara alamiah, pria adalah mahluk poligami. Islam melihat poligami adalah jalan keluar atau alternatif. Ketika berpoligami, pria harus bertanggungjawab pada seluruh istri dan anak-anaknya," kata pendukung klub poligami, Rohaya Mohamad.

Rohaya yang seorang dokter mengatakan dia bahagia jadi satu diantara empat istri suaminya. Uniknya, dia diambil jadi madu oleh istri tua suaminya-seorang pengacara yang mengurus kasus cerainya.

"Saya ingin mengikuti cara Allah dan nabi, ketika perempuan itu mengenalkan saya dengan suaminya, saya tahu itu datang dari hatinya. Namun, sebagai perempuan saya sempat menolak, saya tak mau melukainya. Tapi ketika saya melihat kesungguhan dia dan suaminya, saya akhirnua luluh," kata dia.

Ditambahkan Rohaya, pasca cerai dengan suami terdahulu, dia mengaku kosong, "Tanpa suami, saya merasa ada yang hilang. Bersyukur, saya punya pilihan melanjutkan hidup saya pdengan perkawinan poligami," kata dia.

Meski poligami legal di Malaysia, tercatat hanya dua persen pernikahan yang poligami. Menurut Professor Norani Othman, peneliti soal poligami, pernikahan poligami biasanya berakhir buruk.

"Keharmonisan pernikahan poligami biasanya bertahan enam sampai 1 tahun, karena istri pertama memilih cerai karena situasi yang tak nyaman. Anak-anak pun tak terurus dengan baik," kata dia.

Norani curiga, klub tersebut adalah cara eks anggota Al Arqam mengembalikan eksistensi mereka. Klub poligami, tambah dia, adalah cara mereka merekrut anggota baru, yang kini mengincar perempuan.

"Al Arqam sebelum dilarang pada 1994 selalu mendukung dan mempraktekan poligami. Saat ini klub merekrut anggota dari Syria, Indonesia, dan Australia," tambah Norani.

VIVAnews

Posting Komentar

 
Top