VIVAnews - Kecurigaan demi kecurigaan sempat dirasakan warga RT 2 RW 3, gang Semanggi 1, kelurahan Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, atas penghuni kamar kos nomor 15. Namun warga tidak menyangka orang yang dicurigainya adalah buronan polisi.

Gozali, 35, pemilik warung soto langganan kos, mengaku sempat curiga dengan salah satu penghuni kos yang digerebek polisi hari ini. Menurut Gozali, lelaki muda yang bertubuh kurus dan berkulit hitam itu memesan satu bungkus soto mi. Dia tidak banyak bicara saat memesan pada Rabu 7 Oktober 2009 malam. "Anehnya, pesannya tidak mau diantarkan ke kamar," kata Gozali kepada VIVAnews, Jumat 9 Oktober 2009.

Padahal, lanjut dia, beberapa anak kos biasa pesan dan minta diantarkan ke kamar. "Soto dipisah dan dibungkus. Katanya untuk sahur," ujar dia.

Penghuni kos lainnya, Ihya Ulumidin, 18, mahasiwa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah semester satu, jurusan Pendidikan Agama Islam, merasakan kecurigaan saat melaksanakan salat maghrib Kamis kemarin. Ihya ikut salah jamaah di musala yang terdapat di lantai dua kostnya. "Orang itu sempat memimpin salat jadi imam tapi selesai salat, langsung pergi," kata Ihya.

Sementara, Adam Pamungkas, 18, teman Ihya yang tengah bermain di kamar 11 mengaku berpapasan dengan lelaki itu. "Tadi pagi jam sembilan lihat dia saat sedang salat duha," ujar dia.

Usai sholat, lelaki bertubuh kurus dan berkulit sawo matang itu, sempat membuang sampah di pojok depan kamar 15. Mereka memang tinggal di kamar nomor 15 itu, yang terdapat di lantai dua, pojok paling kiri, bersisian dengan musala.

Kamar deret kiri, lanjut Ihya, lebih luas dari pada kamar deretan kanan. "Deretan kami cukup untuk empat orang," kata Ihya yang juga tinggal di deretan sebelah kiri kos tersebut.

Ihya sendiri menilai di kamar kos yang berlantai keramik putih dengan kamar mandi dalam itu, ada empat orang yang misterius. "Saya tahunya Soni saja, lainnya tidak kenal," kata dia. "Saya lihat baru tiga hari. Pintu selalu tertutup. Anehnya waktu sepi baru pulang dan membawa tas punggung besar," kata dia.

Bukan hanya Ihya yang merasa aneh, Nizar, 18, juga. Mahasiswa UIN, jurusan Asuransi Syariah, ini mengaku kecurigaan semakin bertambah saat pagi pukul 11.30 WIB, delapan anggota Densus berseragam lengkap menggedor pintu kamar dan meminta mereka keluar.

"Waktu lagi nonton tivi di kamar, pintu kamar digedor-gedor dan disuruh turun. Ada juga temen yang dipukul Densus waktu mau ambil baju," kata dia. "Baru sampai warung soto depan, dengar ledakan," ujar dia. Dan sejak itu, Nizar tak bisa kembali ke kamarnya.

Ledakan yang didengarnya adalah tiga bom yang menurut polisi dilempar penghuni misterius itu. Polisi akhirnya bertindak keras dan menembak dua orang sampai tewas. Mereka diduga adalah buron teroris Syaifudin Zuhri alias Saefudin Jaelani (SJ) dan M Syahrir.

Polisi menjaga ketat kos dua lantai tersebut. Kos dibiarkan steril dengan dipasangi garis polisi. Sabtu besok, polisi baru melakukan olah tempat kejadian peristiwa. Dan baru Senin polisi membeberkan siapa dua orang yang tewas di kos milik Haji Jatna itu.

VIVAnews

Posting Komentar

 
Top