Agenda kegiatan Presiden Joko Widodo saat melawat ke Kota Palembang kemarin, Jumat (310/10), membuat banyak pihak kerepotan. Sebab, dia mendadak mengalihkan tujuan.
Rencana awal, Jokowi, sapaan Joko Widodo, dijadwalkan akan mengunjungi SMP 54 Palembang. Namun kegiatan blusukan itu tiba-tiba dialihkan ke tempat lain, yakni rumah singgah khusus bayi korban asap. Rencana mendadak itu membuat pemerintah setempat kelabakan.
Kepanikan pemerintah setempat sangat jelas terlihat. Sebab, lokasi dituju merupakan salah satu pemukiman padat penduduk dan terbilang kumuh.
Agar nampak lebih rapi, puluhan petugas kebersihan mendadak diterjunkan buat membersihkan sampah-sampah sepanjang jalan yang bakal dilintasi Jokowi. Petugas kebersihan juga terlihat buru-buru mengangkut sampah di Sungai Kedukan yang mulai mengering.
Alhasil, setelah sempat molor selama satu jam dari jadwal semula, Jokowi pun tiba di rumah singgah balita korban asap, di Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang. Di lokasi, Jokowi beserta istri, Iriana, melihat lokasi dan menyempatkan berbincang dengan warga sekitar 30 menit.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengiringi lawatan Jokowi.
Mestinya, Jokowi tiba di lokasi pukul 08.00 WIB. Namun, dia baru sampai di permukiman kumuh itu satu jam kemudian.
Sambil berjalan kaki masuk lorong sekitar 200 meter, Jokowi menyempatkan bersalaman dengan warga menunggu dari tadi. Kemudian, rombongan langsung masuk ke dalam rumah singgah memeriksa fasilitas.
Sekitar 15 menit di dalam rumah panggung berbahan kayu itu, mantan wali kota Solo itu meninggalkan lokasi dan bergegas melakukan kunjungan ke Jambi menggunakan helikopter.
Meski demikian, diduga rumah singgah itu cuma sengaja disulap dalam semalam, hanya buat dipamerkan kepada Jokowi
Rencana awal, Jokowi, sapaan Joko Widodo, dijadwalkan akan mengunjungi SMP 54 Palembang. Namun kegiatan blusukan itu tiba-tiba dialihkan ke tempat lain, yakni rumah singgah khusus bayi korban asap. Rencana mendadak itu membuat pemerintah setempat kelabakan.
Kepanikan pemerintah setempat sangat jelas terlihat. Sebab, lokasi dituju merupakan salah satu pemukiman padat penduduk dan terbilang kumuh.
Agar nampak lebih rapi, puluhan petugas kebersihan mendadak diterjunkan buat membersihkan sampah-sampah sepanjang jalan yang bakal dilintasi Jokowi. Petugas kebersihan juga terlihat buru-buru mengangkut sampah di Sungai Kedukan yang mulai mengering.
Alhasil, setelah sempat molor selama satu jam dari jadwal semula, Jokowi pun tiba di rumah singgah balita korban asap, di Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang. Di lokasi, Jokowi beserta istri, Iriana, melihat lokasi dan menyempatkan berbincang dengan warga sekitar 30 menit.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengiringi lawatan Jokowi.
Mestinya, Jokowi tiba di lokasi pukul 08.00 WIB. Namun, dia baru sampai di permukiman kumuh itu satu jam kemudian.
Sambil berjalan kaki masuk lorong sekitar 200 meter, Jokowi menyempatkan bersalaman dengan warga menunggu dari tadi. Kemudian, rombongan langsung masuk ke dalam rumah singgah memeriksa fasilitas.
Sekitar 15 menit di dalam rumah panggung berbahan kayu itu, mantan wali kota Solo itu meninggalkan lokasi dan bergegas melakukan kunjungan ke Jambi menggunakan helikopter.
Meski demikian, diduga rumah singgah itu cuma sengaja disulap dalam semalam, hanya buat dipamerkan kepada Jokowi
Menurut informasi dihimpun merdeka.com dari warga Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, rumah singgah itu baru didirikan tadi malam atau beberapa jam sebelum dikunjungi Jokowi. Menurut warga setempat, mereka tidak pernah melihat ada rumah singgah itu sebelumnya. Bahkan pada satu hari menjelang kedatangan Jokowi. Warga mengaku terkejut rumah itu tiba-tiba disulap menjadi rumah singgah, dan dikunjungi presiden.
"Baru ada pak, kemarin-kemarin tidak ada. Katanya semalam baru dibuat," kata seorang warga setempat enggan disebutkan namanya.
Dari keterangan warga, rumah panggung berbahan kayu itu sebenarnya sudah lama tidak dihuni. Sebab sang pemilik, termasuk anggota keluarganya, sudah meninggal dunia. Beberapa bulan lalu, rumah itu dibeli seorang warga yang tinggal beberapa kilometer dari lokasi.
"Tadi, kami tahu kalau rumah itu baru disewa orang semalam. Mungkin untuk dibuat rumah singgah itulah," lanjut dia.
Tak hanya dari warga setempat, keterangan serupa juga datang dari sejumlah ibu-ibu yang berada di dalam rumah itu. Menurut Asmawati (35 tahun), dia diajak seseorang supaya mau datang ke tempat itu tadi pagi, dengan syarat harus membawa bayinya. Kebetulan, bayi Asmawati memang mengalami sesak napas sejak beberapa hari lalu.
"Pagi tadi disuruh ke sini (rumah singgah), katanya ada pengobatan," kata Asmawati.
Setiba di sana, pengobatan dijanjikan tak kunjung dilakukan, bahkan hingga Jokowi meninggalkan lokasi. Asmawati dan belasan ibu-ibu lain yang turut membawa bayinya, hanya disuruh duduk sambil menunggu kedatangan Jokowi.
"Belum dikasih obat apa-apa, cuma duduk saja di sini. Waktu Pak Jokowi datang tadi baru ditanya-tanyain," ujar Asmawati.
Saat dikonfirmasi, koordinator rumah singgah balita korban asap, Syarifudin, nampak bingung. Keterangannya berubah-ubah saat diwawancarai wartawan.
Syarifudin awalnya mengatakan, rumah singgah itu sudah didirikan sejak dua pekan yang lalu. Bahkan ada 20 balita yang dirawat setiap harinya, tiga di antaranya dirawat inap.
Belum sempat ditanya wartawan soal keterangannya itu, tiba-tiba Syarifudin kembali membuat pernyataan baru. Dia mengatakan, rumah singgah itu sudah aktif sebulan lalu.
"Dapat informasi dari mana kalau baru semalam? Ini sudah sebulan," kata Syarifudin menyangkal.
Dari pantauan merdeka.com, rumah singgah itu memang berada di pemukiman kumuh, dan jauh dari akses jalan raya. Beberapa meter dari lokasi terdapat Sungai Kedukan yang kering dan dipenuhi sampah rumah tangga.
Di bawah rumah, nampak ada tumpukan sisa kulit kayu gelam, yang digunakan untuk membangun jembatan penghubung rumah dan jalan cor. Kulit kayu itu terlihat baru saja terlepas. Nampak juga, beberapa pipa air bersih yang tersambung menuju rumah itu masih bersih, terkesan baru saja terpasang.
Saat di rumah itu, Jokowi sempat memuji peran masyarakat yang dengan swadaya mendirikan tempat itu. Utamanya buat melindungi bayi-bayi rentan terpapar asap.
"Kami melihat peran masyarakat, peran dari NGO dalam rangka penanganan asap," kata Jokowi usai mengunjungi rumah singgah balita korban asap di Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang.
Jokowi menyatakan, prioritas penanganan bagi balita di saat musibah kebakaran hutan dan lahan ini, sudah tepat. Sebab, balita sangat rentan mengidap penyakit pernapasan akibat kabut asap.
"Ya, sudah baik, terutama yang berhubungan dengan bayi-bayi," ujar Jokowi.
Presiden Jokowi mengaku sudah melihat langsung fasilitas di dalam rumah singgah itu. Menurut dia, kelengkapannya cukup baik karena sudah ada tim medis dan obat-obatan memadai.
"Saya lihat sudah baik, ada dokter, obatnya. Ya, sehingga penanganan menjadi komplet," tutup Jokowi.
Dari pantauan merdeka.com, rumah singgah itu memang berada di pemukiman kumuh, dan jauh dari akses jalan raya. Beberapa meter dari lokasi terdapat Sungai Kedukan yang kering dan dipenuhi sampah rumah tangga.
Di bawah rumah, nampak ada tumpukan sisa kulit kayu gelam, yang digunakan untuk membangun jembatan penghubung rumah dan jalan cor. Kulit kayu itu terlihat baru saja terlepas. Nampak juga, beberapa pipa air bersih yang tersambung menuju rumah itu masih bersih, terkesan baru saja terpasang.
Saat di rumah itu, Jokowi sempat memuji peran masyarakat yang dengan swadaya mendirikan tempat itu. Utamanya buat melindungi bayi-bayi rentan terpapar asap.
"Kami melihat peran masyarakat, peran dari NGO dalam rangka penanganan asap," kata Jokowi usai mengunjungi rumah singgah balita korban asap di Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang.
Jokowi menyatakan, prioritas penanganan bagi balita di saat musibah kebakaran hutan dan lahan ini, sudah tepat. Sebab, balita sangat rentan mengidap penyakit pernapasan akibat kabut asap.
"Ya, sudah baik, terutama yang berhubungan dengan bayi-bayi," ujar Jokowi.
Presiden Jokowi mengaku sudah melihat langsung fasilitas di dalam rumah singgah itu. Menurut dia, kelengkapannya cukup baik karena sudah ada tim medis dan obat-obatan memadai.
"Saya lihat sudah baik, ada dokter, obatnya. Ya, sehingga penanganan menjadi komplet," tutup Jokowi.
[Mdk/Ary]
Posting Komentar