PYONGYANG — Pemerintah Korea Utara akan masuk ke zona waktu baru dengan memundurkan waktu selama 30 menit. Zona waktu baru ini akan berlaku mulai Sabtu (8/8/2015).
Kantor berita Korea Utara, KCNA, mengabarkan, keputusan ini diambil karena waktu standar Korea telah berubah saat semenanjung itu diduduki Jepang.
Saat ini Korea Utara berada di zona waktu 9 jam lebih cepat dari waktu standar GMT, sama dengan tetangganya Korea Selatan dan Jepang. Sebelum dijajah Jepang pada 1910, zona waktu di Semenanjung Korea, saat itu hanya terdiri atas satu negara, yaitu 8,5 jam lebih cepat dari GMT.
Langkah ini dikhawatirkan bisa mengganggu upaya untuk meredakan ketegangan kedua Korea. Zona waktu baru ini juga dikhawatirkan bakal mengganggu ritme kerja di zona industri Kaesong yang dikelola kedua negeri bertetangga itu.
"Dalam jangka panjang kemungkinan akan muncul kesulitan untuk mempersatukan standar dan mengurangi perbedaan di antara kedua negara," kata seorang pejabat Kementerian Unifikasi Korea Selatan, Jeong Joon-hee, kepada BBC.
Ternyata tak hanya Korea Utara yang menciptakan zona waktunya sendiri. Hal serupa dilakukan Venezuela pada 2007. Saat itu, Presiden Hugo Chavez memundurkan waktu di negerinya hingga 1,5 jam agar rakyatnya mendapatkan "distribusi sinar matahari yang lebih adil".
Akibat keputusan ini, maka Venezuela adalah satu-satunya negara yang berada 4,5 jam lebih lambat dibandingkan standar waktu GMT.
Keputusan sebuah negara untuk mengubah zona waktu memang tidak perlu berkonsultasi dengan negara lain. Sejauh ini tak ada badan internasional yang mengatur soal zona waktu ini.
Pada 2011, Pulau Samoa mengubah zona waktunya ke sisi lain garis batas waktu internasional. Dengan perubahan waktu ini, Samoa kehilangan satu hari, tetapi lebih mudah melakukan komunikasi dengan dua tetangga pentingnya, Australia dan Selandia Baru.
Kantor berita Korea Utara, KCNA, mengabarkan, keputusan ini diambil karena waktu standar Korea telah berubah saat semenanjung itu diduduki Jepang.
Saat ini Korea Utara berada di zona waktu 9 jam lebih cepat dari waktu standar GMT, sama dengan tetangganya Korea Selatan dan Jepang. Sebelum dijajah Jepang pada 1910, zona waktu di Semenanjung Korea, saat itu hanya terdiri atas satu negara, yaitu 8,5 jam lebih cepat dari GMT.
Langkah ini dikhawatirkan bisa mengganggu upaya untuk meredakan ketegangan kedua Korea. Zona waktu baru ini juga dikhawatirkan bakal mengganggu ritme kerja di zona industri Kaesong yang dikelola kedua negeri bertetangga itu.
"Dalam jangka panjang kemungkinan akan muncul kesulitan untuk mempersatukan standar dan mengurangi perbedaan di antara kedua negara," kata seorang pejabat Kementerian Unifikasi Korea Selatan, Jeong Joon-hee, kepada BBC.
Ternyata tak hanya Korea Utara yang menciptakan zona waktunya sendiri. Hal serupa dilakukan Venezuela pada 2007. Saat itu, Presiden Hugo Chavez memundurkan waktu di negerinya hingga 1,5 jam agar rakyatnya mendapatkan "distribusi sinar matahari yang lebih adil".
Akibat keputusan ini, maka Venezuela adalah satu-satunya negara yang berada 4,5 jam lebih lambat dibandingkan standar waktu GMT.
Keputusan sebuah negara untuk mengubah zona waktu memang tidak perlu berkonsultasi dengan negara lain. Sejauh ini tak ada badan internasional yang mengatur soal zona waktu ini.
Pada 2011, Pulau Samoa mengubah zona waktunya ke sisi lain garis batas waktu internasional. Dengan perubahan waktu ini, Samoa kehilangan satu hari, tetapi lebih mudah melakukan komunikasi dengan dua tetangga pentingnya, Australia dan Selandia Baru.
Posting Komentar