Nyolong News - Pernyataan Mantan Ketua Komisi VII DPR Sutan beberapa waktu lalu yang menyebutkan Ibas ikut main proyek di SKK Migas berbuntut panjang.
Pasalnya pernyataannya membuat para petinggi partai demokrat geram, bukan membelanya justru rekan separtainya mengancamnya demi membela Ibas
Dikutip dari Merdeka.com pernyataan Ruhut
Sitompul misalnya, menyebut apa yang dikatakan Sutan itu ibarat orang
yang hendak jatuh ke dalam jurang, dan mencoba menarik apapun untuk
bertahan agar tidak terperosok.
"Ini ibarat masuk jurang. (Sutan)
belum sampai (jurang) karena masih sampai persidangan. Agar tak sampai
jurang, ada akar, kayu, dia pegang," ujar Ruhut saat dikonfirmasi, Jumat
(5/6).
Anggota Komisi III DPR itu bahkan berujar, tak ada yang
perlu ditanggapi dari perkataan Sutan itu. Selain sebagai bentuk
permintaan tolong agar Partai Demokrat, terutama SBY, mau memberikan
pertolongan dalam kasus yang menjeratnya saat ini.
Bahkan, Ruhut seakan menyalahkan Sutan karena tak taat akan etika partai, yang melarang kadernya melakukan tindak pidana korupsi saat menjabat posisi di lembaga apapun.
"Dia mau masuk jurang, berharap SBY bela dia, Demokrat bela dia. Enggak lah. Siapa suruh lu korupsi," cetus Ruhut.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR yang juga politikus Demokrat, Agus Hermanto meyakini Ibas tak terlibat dalam kasus SKK Migas.
"Kami yakin persis kalau Mas Ibas
tidak mungkin terlibat, karena sehari-harinya kita sering bergaul. Jadi
sangat jauh lah kalau dibilang terlibat dalam permasalahan itu," ujar
Agus saat ditemui di Gedung DPR Senayan, Jumat (5/6).
"Beliau ini saat itu (Ibas) kan anaknya presiden, sehingga tak mungkin lah melakukan hal yang aneh-aneh," katanya menambahkan.
Agus
menjelaskan jika kasus SKK Migas itu merupakan wilayah antar industri,
yang kapasitasnya tak mungkin bisa melibatkan Ibas secara personal.
Selain itu, kinerja Ibas di DPR jelas sangat bertolak belakang jika
harus ikut campur dal urusan komisi yang menangani masalah migas
tersebut
"Kalau saya baca di media, semua itu adalah rekayasa
industri. Nah itu kan hubungan industri dan bukan urusan privat, apa
hubungannya? Mungkin kalau urusan privat bisa saja ada hubungannya. Tapi
kan ini tidak," ujar Agus.
"Saat itu Mas Ibas kan tidak ada di
Komisi VII. Kalau di Komisi I ya tentu lebih banyak bicara tentang
urusan Komisi I," pungkasnya.
Merdeka.com - Seperti diberitakan, dugaan keterlibatan Ibas
dalam proses lelang proyek di SKK Migas mencuat dalam sidang lanjutan
perkara dugaan penerimaan hadiah atau janji dalam pembahasan APBN-P 2013
Kementerian ESDM di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), kemarin.
Terdakwa
bekas Ketua Komisi VII DPR, Sutan Bhatoegana menyebut dengan lugas nama
anak dari Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu dalam
persidangan kali ini. Pernyataan itu disampaikan setelah Ketua Majelis
Hakim, Artha Theresia mempersilakan Sutan menanggapi kesaksian Kepala
SKK Migas, Rudi Rubiandini.
"Ada yang mau saya luruskan, cerita
tentang Pak Herman, (Komisaris PT Timas Suplindo, Herman Afifi), yang
perusahaannya menang, mau dikalahkan. Itu ada kerugian Rp 4 triliun.
Saya menggagalkan korupsi di SKK Migas tapi kenapa saya yang dikenakan," kata Sutan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (4/6).
Politikus
Partai Demokrat yang merasa disudutkan atas pengakuan Rudi, akhirnya
membeberkan pihak-pihak yang ikut serta dalam kasus tersebut. Sutan
mengungkapkan adanya permainan proyek di SKK Migas, di mana dalam proyek
itu Ibas ikut terlibat.
Dia
menuturkan, proyek pembangunan anjungan lepas pantai (offshore) Chevron
di SKK Migas itu sebenarnya telah dimenangkan oleh PT Timas Suplindo.
Namun, Rudi selaku pihak yang berwenang belum menandatangani surat
proyek tersebut.
"Karena dia (PT Timas) sudah dapat surat
penunjukan pemenang, Pak Rudi bilang, 'kalau di meja saya paling lambat
20 hari sudah saya tandatangan. Lewat 20 hari tak di tandatangan saya
tanyakan ke Pak Rudi, kenapa? enggak di tanda tangan? Tadi rupanya Pak
Rudi mengaku ditekan kan, enggak mau nyebutin nama kan. Saya sebutkan
Ibas dan kawan-kawan, dia iya kan," ungkapnya.
Dalam proses
lelang proyek offshore di SKK Migas, Deni Karmaina selaku Direktur PT
Rajawali Swiber Cakrawala yang mengawal PT Saipem Indonesia pun ikut
serta. Sutan menjelaskan, Deni yang diperkenalkan oleh Eka Putra di
Bimasena gedung The Dharmawangsa Jakarta adalah teman Ibas.
"Yang
ngontak saya itu Eka mengatasnamakan Ibas, jadi Ibas enggak ada kontak
saya. Dia (Eka) bilang mas Ibas mau ketemu, kalo enggak bisa ketemu mas
Ibas ketemu temannya si Deni. Ketemu di Bima Sena, itu membicarakan
'mengalahkan yang menang dan memenangkan yang kalah', kenapa saya
dilibatkan? Kalau mau lakukan saja, tapi jangan bawa-bawa saya,"
tandasnya.
(Merdeka.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar