Jakarta - Pengacara Margriet Christina Megawe, Hotma Sitompoel, membantah anggapan bahwa kliennya terlibat dalam pembunuhan Engeline Margriet Megawe, anak angkatnya sendiri. Tersangka penelantaran Engeline itu juga disebut tidak pernah membayar Agus untuk membunuh bocah imut tersebut.

"Sudah saya pastikan, tidak ada uang dari Margriet," kata Hotma di Markas Polda Bali, Denpasar.

Hotma mengancam, semua pihak yang memojokkan Margriet akan digugat untuk mempertanggungjawabkannya di muka hukum. “Kami ingatkan, para pakar, para ahli, jangan bicara sembarangan dan memojokkan klien kami," tegas dia.

Berikut ini wawancara majalah detik dengan Hotma:

Bagaimana kondisi Margriet?

Masih baik-baik saja.

Pemeriksaan terhadap Margriet tadi mengenai apa?

Nantilah. Sebetulnya apa yang dilakukan di dalam itu kan rahasia. Makanya saya juga keberatan kalau ada orang yang datang bicara sama tersangka, lalu ngomong ke publik. Itu melanggar hukum. Ini penting saya sampaikan.

Pertama, saya mau mengucapkan terima kasih kepada wartawan, yang begitu antusias mengikuti perkembangan perkara ini sehingga bisa didapat fakta yang sesungguhnya. Juga kepada pihak yang bersimpati, kami ucapkan terima kasih.

Tapi juga saya ingatkan, saya ingatkan kepada pihak-pihak yang berbicara tanpa dasar fakta, fitnah, yang memojokkan klien kami. Semua harus bertanggung jawab secara profesional, bertanggung jawab secara hukum, yang pada waktunya akan kami mintai pertanggungjawabannya.

Jadi kami ingatkan, para pakar, para ahli, jangan bicara sembarangan dan memojokkan klien kami. Semua akan kami tuntut pertanggungjawabannya.
Khusus untuk anggota DPR yang datang menemui tersangka, di sini akan kami tanyakan ke Dewan Kehormatan DPR. Dalam kapasitas apa beliau datang, berbicara dengan tersangka?

Ini yang akan kami tanyakan kepada Dewan Kehormatan, apakah boleh setiap anggota DPR mengatasnamakan diri sendiri bertemu tersangka, dan membocorkan kepada publik apa yang dia bicarakan? Akan kami tanyakan, itu melanggar atau tidak, karena kami keberatan dengan ucapan-ucapan yang dia keluarkan di televisi.

Juga P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) yang ada di Bali ini, memberikan keterangan-keterangan yang sangat memojokkan tanpa bukti dan fakta. Akan kami tuntut orang ini. Saya tanyakan, sampaikan sama dia itu, selama ini kerja dia apa sebelum ada kasus ini? Begitu ada kasus ini, ngoceh ke sana-sini.

Apa pengaruh pernyataan itu terhadap penyidikan?

Saya percaya penyidik tidak akan terpengaruh. Tapi, kalau publik terus begitu, polisi juga kan punya tanggung jawab. Kalau terus-terusan diopinikan hal-hal yang tidak benar, kami khawatir, kami percaya nanti “goyang” juga.

Pokoknya, mulai sekarang, saya ingatkan semua pihak yang bicara sembarangan, memojokkan klien kami tanpa bukti, akan kami mintai pertanggungjawabannya secara hukum.

Apa fokus Anda sekarang? Apakah menuntut pihak-pihak yang memojokkan klien Anda atau mengurusi klien Anda?

Dua-duanya. Kami bikin tim, untuk menghadapi orang-orang yang bicara sembarangan. Dan yang terpenting, kami akan membela klien kami.

Apakah betul Margriet memberikan uang Rp 2 miliar kepada Agus untuk membunuh Engeline?

Itu yang tidak boleh saya bicarakan. Tapi, kalau itu, sudah saya pastikan, tidak ada uang dari Margriet.

Bagaimana soal warisan?

Tidak ada warisan. Dari mana kalian dapat (berita tentang) warisan itu? Nanti kami mintai pertanggungjawaban siapa yang bicara tentang warisan.

Bagaimana soal legalitas adopsi?

Tanyakan sama pemerintah kamu. Berapa banyak orang yang mengadopsi tanpa surat? Mau semua dibikin penelantaran? Mau dihukum semua?
Ada orang Batak nih, bere, tahu bere? Ponakan diangkat sama omnya, tidak pakai surat-surat. Tangkapi tuh itu semua. Masalah akta juga akan kami minta ke Arist Merdeka Sirait. Saya minta kembalikan itu.

Apakah Margriet mengucapkan secara langsung bahwa dia berduka atas kematian Engeline?

Itu nangis-nangis terus Ibu. Itu anaknya, kok, yang diambil berdasarkan kasih.

Apa alasan Margriet mengadopsi Engeline?

Ada temannya bilang, "Itu ada orang yang tidak bisa mengambil anaknya dari rumah sakit." Berdasarkan kasih sayang, Margriet ambil anak itu.

Yang ditunjukkan di media ini kan selalu keluarga ini (Margriet) tidak punya niat mencari saat Engeline hilang. Dan berikutnya bahwa Margriet tidak menyayangi Engeline. Nanti kami tunjukkan, begitu hari pertama Engeline hilang, kami ada laporan polisi. Di media disebutkan bahwa Margriet melapor ke polisi setelah tiga hari Engeline hilang. Itu kan penyesatan fakta, faktanya tidak seperti itu.

Jadi akan kami luruskan, ada bukti bahwa hari itu juga Margriet melapor ke polisi Denpasar Timur. Jadi tidak benar tak ada upaya mencari (Engeline). Hilang pukul 15.00 Wita, otomatis kan yang dilakukan adalah pencarian di sekitar rumah dulu. Kerabat dulu, itu kan butuh waktu untuk pencarian, setelah tidak ditemukan, baru lapor polisi.

Masalah tempat tinggal Margriet yang tidak layak?

Begini, kalau layak atau tidak layak, itu subyektif. Coba datangi lagi rumah rakyat kita, berapa banyak yang tidak layak? Sudahlah, kita jangan bicara melebar ke situ.

Yang pasti, perlu saya sampaikan kepada khalayak ramai, Margriet berduka. Yang mengangkat anak itu adalah Margriet. Selama ini pemberitaan selalu mengatakan bahwa itu atas inisiatif Douglas, nanti akan ada saksi, kalau publik betul-betul mau mengikuti perkara ini, nanti akan terbuka di persidangan.
(Detik.com)

Posting Komentar

 
Top