PT PLN (Persero) akan menandatangani perjanjian fasilitas kredit (loan agreement) dengan China Development Bank (CDB) dan Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) untuk pendanaan pembangunan PLTU Adipala supercritical, Jawa Tengah.
"Rencananya hari ini loan-nya akan ditandatangani," ujar Direktur Utama PLN, Fahmi Mochtar saat berbincang dengan detikFinance, Rabu (14/10/2009).
Fahmi menyatakan, pembangunan PLTU Adipala berkapasitas 660 MW tersebut membutuhkan dana sebesar US$ 468 juta dan untuk porsi rupiah sebesar Rp 1,89 triliun.
"Semuanya kami dapatkan dari CDB dan CIBC dengan tenor selama 13 tahun," jelasnya.
Selain PLTU Adipala, lanjut Fahmi, hari ini PLN juga akan menandatangani perjanjian pinjaman perjanjian fasilitas kredit untuk pendanaan pembangunan tiga PLTU di Pulau Sumatera.
Ketiga PLTU tersebut yaitu PLTU Tarahan Lampung (2x100 mw), PLTU Pangkalan Susu, Sumatera Utara (2x200 MW) dan PLTU Teluk Sirih Sumbar (2x 112 MW).
Untuk PLTU Tarahan dan PLTU Pangkalan Susu, PLN akan menandatangani perjanjian pinjaman dengan konsorsium BRI,Bank Mandiri dan BNI, dimana BRI menjadi leader.
"Untuk PLTU tarahan, pinjaman yang akan tandatangani senilai US$ 119 juta dan PLTU pangkalan sebesar US$ 209 juta untuk masa 10 tahun," jelas Fahmi.
Fahmi menjelaskan, sebelumnya PLN juga telah menandatangani pinjaman untuk porsi rupiah pembangunan kedua PLTU tersebut dengan Bank Mega.
"Untuk porsi rupiah untuk PLTU Tarahan kami sudah mendapatkannya dari Bank Mega sebesar Rp. 460 miliar dan untuk
PLTU pangkalan Susu Rp 781 miliar.
Sementara untuk PLTU Teluk Sirih, PLN juga akan menandatangani perjanjian pinjaman dengan China Development Bank dan ICBC sebesar US$ 138 juta untuk masa 13 tahun.
"Sedang porsi rupiahnya telah ditandatangani sebesar Rp 521 miliar dengan asosiasi bank daerah,"ungkapnya.
Fahmi mengatakan, ketiga pembangkit yang akan dibangun di Pulau Sumatera ini akan memperkuat sistem interkoneksi Sumatera yang bebannya saat ini sudah hampir mencapai 2500 MW mulai dari Aceh sampai dengan Lampung.
Fahmi menambahkan, penandatanganan perjanjian pinjaman untuk empat PLTU yang masuk dalam proyek percepatan 10.000 MW tahap I tersebut, akan disaksikan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Dubes Cina untuk Indonesia, Madam Zhang Qiyue.
Berdasarkan informasi yang diterima detikFinance, penandatanganan tersebut dijadwalkan akan di laksanakan di Kantor Menko Perekonomiuan pukul 13.00 WIB.
Sumberre
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar